Tuesday, 7 December 2010

Sinarmas Incar Network FREN

Rencana Group Sinarmas mengambil alih PT Mobil-8 Tbk (FREN) dinilai kurang menguntungkan. Pasalnya, FREN terbelit utang besar dan berkinerja buruk. Bahkan, hingga detik ini saham FREN masih belum keluar dari deraan suspen otoritas bursa efek Indonesia. ”FREN perusahaan bangkrut. Saya rasa Sinarmas tidak akan gegabah sebelum mengambil keputusan masuk dalam lingkaran FREN,” ungkap Nico J Omer, analis Valbury Securities, ketika ditemui di Gedung Bursa Jakarta, beberapa waktu lalu.
Rumor bakal masuknya sinarmas tersebut sebenarnya telah lama. Tetapi, sebut Nico setelah pihak Sinarmas mengetahui kondisi internal FREN, mereka menuntut adanya suatu syarat sebelum aksi korporasi tersebut dilakukan. Salah satunya adalah utang FREN terlebih dahulu harus masuk dalam bentuk saham. ”Inilah kejelian manajemen Sinarmas. Sebab, kalau langsung mengambilalih maka secara otomatis seluruh hutang FREN menjadi tanggungan Sinarmas. Dan, kalau itu terjadi bukan untung yang didapat tetapi malah buntung,” imbuh Nico.
Makanya, saat ini FREN sedang melakukan upaya untuk mengkonversi utang ke dalam bentuk saham. Dan, sebagian telah sukses dilakukan meski hingga saat ini hutang perseroan masih menumpuk. Bahkan, sepanjang kuartal ketiga mengalami kerugian sebesar Rp 1 triliun. ”Ya, Sinarmas melalui Smart Telecom masuk hanya ingin menguasai network yang dimiliki FREN. Itu saja saya kira,” tandas Nico.
Sebelumnya berdasar keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) disebutkan tiga perusahaan Sinarmas menjadi pembeli siaga (standby buyer) rights issue Mobile-8 (FREN). FREN akan menerbitkan 74.072.026.868 saham baru pada harga Rp 50. Total nilai rights issue senilai Rp 3,703 triliun. Pembeli siaga PT Bali Media Telekomunikasi (BMT), PT Wahana Inti Nusantara (WIN) dan PT Global Nusa Data (GND).
Ketiganya merupakan pengendali saham PT Smart Telecom dan dikendalikan sepenuhnya oleh keluarga Widjaja melalui Frankie O Widjaja. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk mengakuisisi lebih dari 50 persen saham Smart Telecom senilai Rp 3 triliun. Pasca rights issue dan akuisisi itu, BMT, WIN dan GND akan menjadi pengendali baru FREN. Sedangkan Smart Telecom akan dikuasai FREN lebih dari 50 persen.
Sementara pemegang saham yang tidak mengeksekusi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) akan terdilusi sebanyak-banyaknya 66,67 persen. Skema ini bagian dari aksi pencatatan jalur belakang (backdoor listing) Smart Telecom ke lantai bursa. Kabarnya, Smart Telecom akan merger vertikal dengan FREN. Keunggulan yang ditawarkan merek baru keduanya, Smartfren adalah layanan data 4G. (*)

No comments:

Post a Comment