Tuesday, 21 December 2010

Lego Aset Anak Usaha Rp 23 Miliar

PT Ever Shine Tex Tbk (ESTI) berencana mengakuisisi PT Indo Yongtex Jaya dan PT Primarajuli Sukses. Pascaakuisisi dua anak usaha itu, perseroan bakal menjual aset perusahaan berupa gedung dan tanah miliki PT Indo Yongtex Jaya senilai Rp 23 miliar. Aksi korporasi itu diharap rampung pada kuartal pertama 2011 mendatang.
Direktur ESTI Erlien Lindawati Surianto, memaparkan akuisisi itu dilakukan untuk mengefisiensikan kinerja perusahaan. Sebab, selama ini kapasitas produksi PT Indo Yongtex Jaya tidak terlalu besar yakni hanya 4,3 TGR. ”Dengan akuisisi itu, setidak kami bisa berhemat pada kisaran Rp 900 juta hingga Rp 1 miliar per bulan,” ungkap Erlien Lindawati, di Gedung Bursa Jakarta, Selasa (21/12).
Untuk kepentingan itu, perusahaan telah menyiapkan anggaran belanja (Capex) senilai Rp 29,9 miliar. Dana itu dipergunakan untuk memindahkan mesin-mesin milik PT Indo Yongtex Jaya ke PT Primarajuli Sukses. Selain itu, dana tersebut juga dipergunakan untuk pembelian gas engine senilai Rp 6,1 miliar. ”Semoga rencana ini sesuai rencana,” imbuhnya.
Sementara kinerja perseroan hingga September 2010, membukukan penjualan bersih sebesar Rp 430,93 miliar atau naik 6,9 persen dibanding penjualan periode sama 2009 dikisaran Rp 402,90 miliar. Kenaikan itu ditopang melonjaknya nilai penjualan benang (54,2 persen) dan kenaikan penjualan ekspor kain (20,2 persen). Sedangkan nilai penjualan garmen turun 19,3 persen akibat melemahnya permintaan garmen dari Eropa.
Penjualan sampai dengan November 2010 telah mencapai Rp 544,52 miliar atau naik sebesar 11,1 persen dibanding periode sama 2009. Sedangkan penjualan dalam negari kurang lebih sama dengan tahun lalu yakni sebesar Rp 186,42 miliar. Penjualan dalam USD naik 30 persen dan penjualan dalam rupiah naik sebesar 9,1 persen dibanding periode sama 2009.
Laba kotor sama dengan periode sama 2009 yaitu sebesar Rp 25,41 miliar. Laba bersih turun dari Rp 11,27 miliar pada periode September 2009 menjadi Rp 2,04 miliar pada periode September 2010. Kondisi itu disebabkan naiknya biaya operasi dan juga turunnya laba selisih kurs Rp 21,37 miliar menjadi Rp 9,89 miliar per 30 September 2010.

No comments:

Post a Comment