Tuesday, 7 December 2010

BSDE Menjelma Sebagai Raksasa Properti

Prospek dunia properti pada masa mendatang diprediksi makin cemerlang. Itu sejalan dengan regulasi kepemilikan asing yang terus dipertegas. Karena itu, sejumlah perusahaan yang bergulat dalam urusan perumahan bakal meraup untung besar.
"Saya rasa properti masih bagus ke depan. Siapa yang tidak butuh tempat tinggal. Sepanjang manusia hidup kebutuhan akan hunian yang asri tidak akan pernah ada matinya," ungkap Nico J Omer, Vice President Valbury Securities, di Gedung Bursa Jakarta, belum lama ini.
Nico menyebutkan salah satu perusahaan properti yang bakal tumbuh pesat adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Penguasa properti di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tersebut dinilai paling siap. Itu bukan saja karena baru saja menuntaskan akuisisi saham PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) senilai Rp 3,472 triliun. Tetapi lebih disebabkan oleh kepercayaan dan pengalaman perseroan dalam mengelola dunia properti. "Secara manajerial BSDE tidak perlu diragukan. Mereka sangat berpengalaman dalam menghadirkan hunian berkelas," tandas Nico.
Memang sebut Nico, efek dari akuisisi tersebut juga sangat mendukung dan bakal mendongkrak kinerja perseroan pada masa depan. Sebagai perusahaan dengan orientasi pengembangan (Development), hadirnya DUTI akan memperkuat lini bisnis yang menjadi bidikan utama perseroan. Karena itu, dalam jangka panjang bukan hanya DUTI yang akan tumbuh besar, tetapi BSDE akan semakin kuat dan menjelma sebagai raksasa properti. "Kombinasi yang pas dan klop," imbuhnya.
BSDE sambung Nico, dari segi aset semakin kaya. Di mana dengan akuisisi tersebut prtofolio proyek yang tersebar di Jabodetabek, Surabaya, Medan, dan Balikpapan berupa Superblok, Komersial, dan residensial merupakan nilai plus yang tidak dimiliki perusahaan sejenis. "Saya prediksi pada 2011 BSDE akan mengalami pertumbuhan hingga 35 persen," ramal Nico.
Sebelumnya, Harry Budi Hartanto, Presiden Direktur BSDE menyebutkan tuntasnya akuisisi DUTI membuat perseroan menjadi emiten bidang properti terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dimana asset BSDE meningkat 105 persen dari Rp 4,7 triliun menjadi Rp 9,7 triliun setelah akuisisi. Sementara kalau ditambah dengan harga rights issue kapitalisasi pasar dapat ditingkatkan menjadi Rp 13,3 triliun.
Sementara saham BSDE setelah transaksi tersebut tuntas langsung menguat 20 poin (2,11 persen) ke posisi Rp 970. Saham perseroan ditransaksikan 661 kali sebanyak 22.537.500 lembar saham lot senilai Rp 21,005 miliar. Sementara saham DUTI ditutup stagnan dikisaran Rp 2125. Saham DUTI ditransaksikan 19 kali sebanyak 93 lot senilai Rp 99,9 juta. Ini belum termasuk transaksi crossing yang terjadi di pasar negosiasi. (far)

No comments:

Post a Comment