Target otoritas bursa menggaet 25 emiten sepanjang 2010 melakukan Initial Public Offering (IPO) dipastikan tidak sesuai ekspektasi. Pasalnya, hingga detik ini baru 22 emiten baru yang sudah mencatatkan diri di lantai bursa. Selain itu, tidak sedikit emiten yang mengundurkan rencana IPO pada 2010 termasuk PT Garuda Indonesia Air (GIA).
”Ya, itu sudah kami prediksi. Karena pada dasarnya kami tidak mengejar kuantitas tetapi lebih pada kualitas emiten yang masuk bursa. Artinya, likuiditas calon emiten juga tidak bisa diabaikan. Tapi, pada pengujung tahun ini PT Megapolitan Development listing. Jadi, akan tercatat 23 emiten dari target 25 emiten,” ungkap Eddy Sugito, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, belum lama ini.
Meski begitu sebut Eddy, pihaknya tidak berkecil hati untuk mengusung target 2011. Pihaknya tetap membidik 25 emiten melantai di bursa pada tahun mendatang. Sebab, hingga saat ini telah banyak calon emiten yang mengajukan permohonan untuk melakukan listing pada 2011. ”Jadi, tidak ada kecewa. Kita kejar pada tahun mendatang yang memang prospeknya akan lebih cerah,” tambahnya.
Di lain sisi, rencana IPO PT Minapadi Investama yang digadang-gadang melantai pada pengujung tahun ini dipastikan tidak terealisasi. Itu setelah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) membekukan permohonan IPO perseroan. Bapepam menyetop proses tersebut menyusul perseroan masuk dalam salah satu broker terafiliasi dalam pembelian saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).
Sebelumnya Bapepam-LK meliris lima sekuritas terbukti melanggar proses pemesanan saham KS. Mereka dinyatakan bersalah telah melakukan pembelian saham KS karena masuk dalam jejaring terafiliasi. Setidaknya lima sekuritas tersebut memesan 980 ribu lembar saham atau setara dengan 0,03 persen dari total saham yang ditawarkan sebanyak 3,155 miliar lembar. Lima sekuritas ini termasuk dalam 52 broker yang menjadi agen penjual saham KRAS. ”Terpaksa dihentikan proses permohonan IPO-nya hingga pemeriksaannya tuntas,” ungkap Fuad Rahmany, Ketua Bapepam-LK.
Sedianya, perseroan dalam hajatan tersebut akan melepas sebanyak 20 persen saham. Di mana dana yang dibidik dari aksi tersebut sekitar Rp 150 miliar. Jadi, dengan fakta tersebut hingga kini baru 22 emiten baru yang mencatatkan saham perdana di lantai bursa. Emiten-emuten tersebut PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Golden Prima Retailindo Tbk (GOLD), PT Skybee Tbk (SKYB), PT BPD Jabar Banten Tbk (BJBR), PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL), PT Evergreen Invesco Tbk (GREN), PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) , PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG), PT Agung Podomoro Land (APLN), PT Krakatau Steel (KRAS), PT Alfamidi Utama (MIDI), PT Bank Sinarmas (BSIM), PT Wintermar (WINS), PT Borneo Lumbung Energy (BORN) dan PT Bumi Resources Mineral (BRMS). (*)
No comments:
Post a Comment