Friday, 17 December 2010

Indopoly Kantongi Pinjaman USD 24 juta

Perusahaan penghasil plastik kemasan PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) mengantongi fasilitas pinjaman senilai USD 24 juta. Pinjaman dari pemerintah Jerman lewat UniCredit Bank AG tersebut berjangka 8 tahun dengan tambahan 1 tahun. Selain jangka waktu yang relatif panjang, bunga yang dikenakan juga ringan yaitu sebesar 3,3-3,9 persen.
”Ini sebuah kebanggaan bagi kami bisa mendapat kepercayaan dari pihak asing. Tidak mudah mendapat fasilitas kredit ekspor macam ini, mengingat perseroan tercatat baru melantai di bursa efek Indonesia (BEI) pada Juli lalu,” ungkap Henry Halim, President Direktur PT Indopoly Swakarsa, di Jakarta, Jumat (17/12).
Selain itu sebut Henry, dengan fasilitas kredit ekspor tersebut pihaknya bisa melakukan penghematan sekitar Rp 5 miliar per tahun. Kondisi ini tentu berlaku jika dibandingkan dengan fasilitas kredit lokal yang membanderol suku bunga USD 6,5-8,5 persen. Maka dengan fakta itu, peluang manajemen melakukan terobosan akan lebih leluasa. Dan, itu sekaligus mengukuhkan posisi perseroan sebagai pemain terdepan dalam industri premium flexible packaging film tidak terbantahkan. ”Ya, pada ujungnya akan memberi nilai tambah pada para pemegang saham,” imbuh Henry.
Dengan adanya pinjaman itu pula, perseroan pun mengalihkan alokasi penggunaan dana hasil initial public offering (IPO). Perubahan itu dilakukan karena adanya sebagian dana pinjaman tersebut dipakai untuk Biaxially-Oriented Polyethylene Terephthalate (BoPET) produk line. Selanjutnya, sisa dana hasil IPO digunakan membiayai kebutuhan modal kerja untuk metalizing dan pengembangan produk baru. ”Rencana awalnya akan dibiayai dari pinjaman bank lokal. Dengan adanya pinjaman itu, maka sebagian dialokasikan dari pinjaman tersebut,” ulasnya tanpa menyebut alokasi yang dimaksud.
Sebelumnya, perseroan telah mengalokasikan penggunaan dana hasil penawaran saham perdana (IPO) lalu yang mencapai Rp 400 miliar. Dana tersebut dialokasikan untuk investasi Bopet production line awalnya Rp 357,3 miliar menjadi Rp 171,0 miliar; untuk pembiayaan bridging loan kepada CIMB Niaga untuk Bopet Production line awalnya Rp 21,9 miliar menjadi Rp 21,9 miliar dan untuk modal kerja perseroan awalnya Rp 84,7 miliar menjadi Rp 271,0 miliar. Tapi karena adanya fasilitas pinjaman ini, IPOL akhirnya mengalokasikan dana IPO untuk capex tahun depan. (*)

No comments:

Post a Comment