PT Martina Berto, dipastikan akan mengikuti jejak seniornya menjejakkan sahamnya di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Anak usaha Martha Tilaar Group itu optimistis rencana Initial Public Offering (IPO) 355 juta lembar saham atau 30 persen dari modal disetor, tidak akan meleset. Apalagi, perseroan sudah mengantongi pernyataan pra efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) terkait rencana IPO tersebut. ”Momennya kami rasa tepat. Market fee saat ini bisa 17 kali dibanding Tiongkok yang bisa sampai 25 kali dan di India 29,4 kali, harga saham yang kami tentukan tidak kemahalan. Dan, listing di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Januari 2011," ungkap Bryan David Emil, Direktur Utama Martina Berto, di Jakarta, Rabu (8/12).
Bryan mengaku optimistis, saham perdana yang dibanderol antara Rp 650-850 bakal diserap investor. Sejumlah investor besar, tidak terkecuali asing, tertarik untuk menanamkan dana sektor konsumer tersebut. Sektor konsumer good, komoditi dan perbankan mempunyai prospek dan bakal menjadi sektor unggulan pada 2011.
Dengan harga itu, perseroan bakal meraup dana hasil IPO sebesar Rp 230-301,75 miliar. Dana itu 50 persen akan digunakan untuk pembangunan pabrik baru di Cikarang, 20 persen untuk pembayaran hutang bank, dan 30 persen untuk modal kerja perseroan. "Kami juga berencana membuka lima outlet baru untuk melengkapi 20 unit outlet yang sudah ada," tambah Samuel Pranata, Director of Marketing Martina Berto.
Dalam kurun lima tahun mendatang, perseroan punya misa besar menjadi pemain utama pada tingkat regional. Setelah membuka outlet di Singapura Oktober 2010 lalu, tahun depan akan dibuka 10 sampai 15 gerai lagi di luar negeri. Setelah Singapura, bidikan selanjutnya adalah Hong Kong, Taiwan, Kuala Lumpur, Australia, dan juga menjajaki kerjasama di Tiongkok. "Ini tujuan jangka panjang kami ke depan," tandas Samuel.
Di pasar domestik, pangsa pasar Martina Berto untuk kelas produk beauty and personal care saat ini sebesar 3 persen atau berada di urutan 9. Ditargetkan pada lima tahun mendatang sudah merangsek naik ke urutan tiga. Di mana perseroan mempunyai segmen konsumen kelas A dan B. Segmen kelas C dan D akan digarap. Dengan pangsa pasar tersebut, pertumbuhan perseroan rata-rata 20 persen atau dua kali daripada pertumbuhan industri kosmetik dan personal care yang hanya 10 persen per tahun.
Pada 2009 lalu, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp 516,3 miliar atau meningkat dibanding 2008 sebesar Rp 429,8 miliar. Pada tahun ini diperkirakan meningkat lagi menjadi Rp 574,7 miliar. Sedangkan pada tahun mendatang penjualan ditarget meningkat 18 persen menjadi Rp 682 miliar. Dan, laba bersih ditarget menyentuh angka Rp 62 miliar dari tahun ini sekitar Rp 36,6 miliar. Sementara berdasar rumor yang beredar di pasar, saham Mustika Ratu (MRAT) kabarnya akan diangkat ke level Rp 910 dari posisi saat ini dikisaran Rp 650. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi IPO Martina Berto, grup Martha Tilaar pemilik merek ternama Sari Ayu dikisaran Rp 650-850. Dengan mengkerek harga MRAT yang merupakan kompetitor Martina Berto, diharapkan dapat memberikan sentimen positif pada pembentukan harga perdana Martina Berto dalam book building yang telah dimulai hari ini. (*)
No comments:
Post a Comment