Friday, 31 December 2010

Bursa Domestik Ladang Investasi

Pasar modal diyakini masih menjadi ladang investasi besar-besarn pada 2011. Itu seiring dengan daya tahan fundamental ekonomi yang terus mengental. Bayang-bayang risiko eksodusnya investor asing melalui saham dan obligasi tidak akan menggoyang posisi tersebut.
Meski demikian, investor disarankan untuk mengamati perkembangan dan situasi market global yang sedang terpuruk. Terus merosotnya pasar utang Euro dan pengetatan mendadak ekonomi Cina juga akan mendorong pasar untuk turun. Krisis negara-negara Eropa, memang tidak secara langsung menyapu dan memberi dampak langsung terhadap perekonomian Indonesia. Tetapi, setidakna perkembangan yang terjadi itu dapat mempengaruhi pandangan investor asing akan risiko. ”Secara umum pada 2011 pasar kita oke. Tetapi jangan terjebak Euforia,” ungkap Hazrina R. Dewi, Head of Equity First State Investments Indonesia, di Jakarta, belum lama ini.
Gejolak pasar yang terjadi, sambung Hazrina, sejatinya tidak akan memengaruhi ekonomi Indonesia. Sebab, saat ini dan di masa-masa mendatang perekonomian Indonesia tetap kuat. Stabilnya ekonomi dalam negeri itu, akan menjadi pertimbangan investor menjatuhkan pilihan investasi dalam jangkan pendek dan panjang. "Kondisi itu akan membangkitkan kesadaran dan gairah investor kalu pasar modal kita cukup menjanjikan,” tukasnya.
Selain itu, potensi kenaikan rating Indonesia ke ranah investment grade masih sangat terbuka. Meski tidak terealisasi pada tahun ini, setidaknya harapan untuk menuju ke gerbang investment grade tersebut masih sangat terbuka lebar. Dan, upaya keras Indonesia untuk mendapatkan investment grade ini juga berpotensi mendorong dana masuk ke pasar modal.
Di samping itu, pencatatan perusahaan baru di lantai bursa juga diharapkan dapat memberikan pengaruh signifikan pada kapitalisasi pasar. Optimisme akan kondisi ekonomi dan laba para emiten membuat manajer investasi (MI) menempatkan porsi saham reksa dana masih dalam tingkat optimum. Sementara itu, sektor komoditas diproyeksi akan meningkat seiring kenaikan harga-harga komoditas. Sektor lainnya, macam sektor yang berhubungan dengan konsumer tetap masih akan mendominasi pasar.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Kamis (30/12), ditutup menguat tipis 4,29 poin atau 0,12 persen ke level 3.703,51. Sepanjang 2010, Indeks menguat hampir 1.200 poin. Adapun, nilai kapitalisasi pasar pada tahun ini tumbuh 60,63 persen menjadi Rp 3.243,77 triliun dibanding dengan tahun lalu di level Rp 2.019,38 triliun. (*)

No comments:

Post a Comment