Tuesday, 14 December 2010

Group Astra Bawa Indeks Stabil

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi berpeluang untuk rebound. Potensi itu cukup terbuka meski diwarnai bumbu aksi profit taking yang sepenuhnya belum mereda. Apalagi, pada perdagangan kemarin indeks hanya ditutup terkoreksi tipis. "Peluangnya masih ada meski tipis. saham-saham group Astra akan mencoba menyokong berbaliknya indeks pada trek positif," ungkap Aji Martono, Direktur Capital Bridge Indonesia, ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (14/12).
Saham-saham Group Astra macam PT Astra International (ASII), Astra Agro Lestari (AALI) dan United Tractor (UNTR). Saham group Astra sepanjang dua hari ini telah mengalami koreksi dan siap kembali menuju penguatan. Sebagai pemilik market capital terbesar di lantai bursa, saham Group Astra memang diharapkan pelaku pasar untuk kembali menguat. "Saya perkirakan saham group Astra akan menjadi buruan investor asing," tandas Aji.
Selain saham Group Astra, yang juga akan mendorong indeks adalah saham PT Bank Rakya Indonesia (BBRI). Sektor perbankan diwakili BBRI, dengan kinerja dan fundamental yang cukup kuat. Saat ini, saham BBRI relatif murah dan pada tahun mendatang berpotensi mengalami pengutan signifikan. "Indeks hari ini akan bergerak pada support-resistence 3672-3721. Sementara sentimen dari market regional masih netral," imbuhnya.
"Kalau saya amati, pelaung indeks untuk menguat dan koreksi masih sama-sama terbuka. Tetapi, kalau melihat trend dan secara teknik sepertinya cenderung menguat," ulas Felix Sindhunata, analis pasar modal ketika dihubungi di tempat terpisah.
Felix menambahkan, secara eksternal belum ada sentimen negatif. Regional market dan bursa global relatif netral. Dari dalam negeri sendiri sambung Felix, juga belum ada data-data berarti. Kondisi ini akan memantik transaksi berjalan lambat meski transaksi asing berpeluang mencetak netbuy. "Saya perkirakan indeks akan bergerak dikisaran 3650-3710 dengan koleksi saham PT Bukit Asam (PTBA), International Nikle (INCO) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS)," tandas Felix.
Menutup perdagangan, Selasa (14/12), melemah tipis 2,566 poin (0,07 persen) ke level 3.689,666. Indeks LQ 45 turun 1,902 poin (0,29 persen) ke level 660,259. Perdagangan berjalan moderat dengan transaksi di seluruh pasar mencapai 70.606 kali pada volume 5,802 juta lembar saham senilai Rp 2,465 triliun. Sebanyak 116 saham naik, 109 saham turun dan 70 saham stagnan. Transaksi investor asing melakukan penjualan bersih (foreign net sell) sebanyak Rp 202,284 triliun di seluruh pasar
Bursa-bursa di Asia kembali mencetak rebound. Indeks Komposit Shanghai naik 4,12 poin (0,14 persen) ke level 2.927,08. Indeks Hang Seng naik 113,58 poin (0,49 persen) ke level 23.431,19. Indeks Nikkei 225 naik 22,88 poin (0,22 persen) ke level 10.316,77. Indeks Straits Times naik 2,89 poin (0,09 persen) ke level 3.185,21.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Dian Swastika (DSSA) naik Rp 1.900 ke Rp 16.400, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 250 ke Rp 42.200, United Tractor naik Rp 300 ke Rp 24.000, dan Bank Mandiri (BMRI) naik Rp 200 ke Rp 6.700.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Merck (MERK) turun Rp 3.000 ke Rp 93.000, Fastfood (FAST) turun Rp 1.300 ke Rp 8.700, Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) turun Rp 1.050 ke Rp 21.150, dan Indospring (INDS) turun Rp 800 ke Rp 11.000. (*)

No comments:

Post a Comment