Konsistensi recovery ekonomi Amerika Serikat (AS) mulai menunjukkan hasil. Setidaknya sepanjang lima bulan terakhir, pemulihan tersebut memberi harapan baru investor global. Investor yang semula dirundung kecemasan perlahan namun pasti kepercayaan dirinya mulai menguat.
Situasi tersebut di satu sisi mengembirakan. Tetapi, pada sisi yang lain menyimpan potensi negatif. Nah, fakta tersebut menjadi early warning (peringatan dini, Red) bagi pemerintah untuk melakukan serangkain perbaikan kondisi ekonomi. Salah satunya adalah peningkatan investment grade pada 2011. Itu penting untuk menangkal eksodusnya aliran dana asing yang selama ini mengalir deras masuk ke dalam negeri.
”Ini sebenarnya recovery ekonomi AS tersebut menjadi anacaman pada ekonomi kita ke depan. Pasalnya, aliran dana masuk (capital inflow) yang sepanjang 2010 mengalir deras dikhawatirkkan mengalir keluar (capital outflow). Pelarian dana asing tersebut bisa dicegah dengan hanya meningkatkan investment grade,” ucap Lana Soelistianingsih, ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, di Jakarta, Selasa (28/12).
Pemerintah sebut Lana harus berlari dan berpacu dengan pemulihan ekonomi AS yang sedang tumbuh. Setidaknya, pemerintah harus mendahului pemulihan ekonomi AS tersebut dengan meningkatkan investment grade. Dengan peningkatan investment grade itu, aliran modal asing dapat diminimalisir meski tidak sepnuhnya bisa dicegah. ”Investment grada saya rasa akan menggaransi dana asing tetap standby dalam negeri,” imbuhnya.
Potensi terjadinya capital outflow itu akan terjadi pada kisaran kuartal kedua 2011 hingga kuartal tiga 2011. Besaran dana balik tersebut, menurut Lana, sangat bergantung pada kekuatan fundamental ekonomi Indonesia pada tahun depan. Kinerja itu terutama bisa dilihat dari perkembangan pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, perbandingan rasio hutang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), deficit anggaran terhadap PDB, neraca pembayaran dan posisi cadangan devisa. “Kalau investment grade naik, maka investor asing akan berfikir ulang untuk melarian dananya dari indonesia,” tutur Lana.
Hanya saja sebut Lana, tingkat konsumsi domestik yang menjadi sentiment positif. Dengan begitu, ketergantungan Indonesia terhadap dana asing menjadi rendah. Selain itu, kalau pun terjadi capital outflow tidak akan memberi dampak signifikan pada kinerja perdagangan. “Kami sendiri belum bisa menjamin dan menaikkan rating ekonomi indenesia pada investment grade. Pasalnya, masih banyak yang harus dibenahi pada perekonomian dalam negeri. Karena itu Fitch, menempatkan rating Indonesia pada tingkat stabil,” ujar Baraditta Direktur Utama Fitch Rating. (*)
No comments:
Post a Comment