Friday, 31 December 2010

Indofood Seriusi Beras Sintetis

Kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) terus menunjukkan perkembangan signifikan. Kehadiran anak usaha PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) di lantai bursa tidak memengaruhi kinerja perseroan di lantai bursa. Bahkan, kedua perusahaan menjadi primadona pelaku pasar sebagai koleksi utama.
"Sudah kami prediksi bahwa kehadiran anak usaha justru menguntungkan investor. Sehingga pelaku pasar mempunyai banyak pilihan investasi," ungkap Franciscus Welirang, Direktur Indofood di Jakarta, belum lama ini.
Dengan fakta itu sebut Franky panggilan akrab Franciscus Welirang pihaknya tidak berhentik untuk terus berinovasi. Manajemen klaimnya terus bekerja keras dalam ikut memecahkan persoalan bangsa ke depan. Itu juga dilakukan dalam upaya memberikan yang terbaik kepada investor dan masyarakat luas. "Kepercayaan masyarakat dan investor harus bisa diemban dengan baik. Tanggungjawab perusahaan adalah dengan menghadirkan kinerja secara maksimal," tukas Franky.
Franky menambahkan, ada persoalan bangsa yang menjadi konsen pihaknya di masa mendatang. Persoalan tersebut sejatinya, telah lama menjadi batu sandungan negeri ini yaitu soal ketersediaan pangan terutama beras. Diakui atau tidak sambung Franky, persoalan pangan menjadi tantangan yang terus menghantui bangsa termasuk manajemen Indofood. "Kami telah menyiapkan langkah-langkah untuk memecahkan masalah tersebut. Nanti pada 2012 rencana tersebut sudah mulai digeber," imbuhnya.
Franky menambahkan, beras yang menjadi konsen perseroan tersebut merupakan beras buatan alternatif pangan. Sebab, selama ini masyarakat Indonesia lebih familiar dengan nasi. Pihaknya, terus melakukan riset terhadap produk beras buatan tersebut. Ini dianggap penting, untuk menguji respon pasar. "Ini harus matang dan tidak boleh terburu-buru. Penelitiannya harus ketat dan sebisa mungkin dapat diterima pasar dan lidah masyarakat luas," ucapnya.
Meski begitu, Franky belum mau membeber secara detail produksi awal termasuk investasi untuk rencana besar tersebut. Hanya saja, berdasar skema awal beras buatan tersebut merupakan kombinasi dari bahan dasar terigu dan singkong. Dengan racikan itu, produk baru tersebut diharapkan menjadi alternatif dalam mengurai ketergantungan masyarakat terhadap nasi. "Saat ini untuk konsumen kaum hawa relative susah, makanya itu dicoba,” tegasnya.
Sebelumnya Franky pernah menyebutkan, bahwa beras buatan terdiri dari campuran sumber karbohidrat lain non nasi, macam umbi-umbian dan gandum. Sebab, asi masih menjadi sumber karbohidrat utama. Selain itu, nasi menjadi bahan makanan pokok persentasenya mencapai 78 persen dan disusul gandum 17 persen, dan sisanya umbi-umbian seperti kentang, ubi jalar, dan lain-lain. ”Tapi, rencana ini harus mendapat dukungan pemerintah. Sebab, ini menjadi tanggungjawab secara kolektif,” pungkasnya. (*)

No comments:

Post a Comment