Wednesday, 22 December 2010

Kimia Farma Bidik Pendapatan Rp 3,4 triliun

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membidik pendapatan sepanjang 2011 sebesar Rp 3,4 triliun. Kondisi itu mengalami peningkatkan proyeksi dari 2010 yang dipatok pada level Rp 3,1 triliun. Target tersebut klaim perseroan akan tercapai mengingat pangsa pasar farmasi ke depan akan membaik. Di samping itu, kondisi ekonomi dalam negeri terus mengalami pertumbuhan secara signifikan. ”Kalau melihat situasi yang ada sepertinya akan sangat mendukung industry farmasi yang dari tahun ke tahun terus mengalami kemajuan,” ungkap Syamsul Arifin, Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk (KAEF) di Jakarta, Rabu (22/12).
Pendapatan itu sebut Ayamsul akan ditopang penuh dari penjualan regular yang terbagi dalam tiga fase. Fase pertama penjualan 50 persen yang setara Rp 1,5 triliun, lalu fase kedua private 25 persen dan sektor pemerintah sekitar 25 persen. Nah, untuk sektor private ini sambung Syamsul masih sangat terbuka potensinya ke depan. ”Kami akan menggarap sektor private ini yang memang belum tergarap secara maksimal,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk saat ini perseroan sedang memaksimalkan penjualan sektor pemerintah. Di mana perseroan mendapat hak istimewa dari pemerintah dalam membangun pabrik farmasi HIV/AIDS. Pabrik yang diresmikan sejak 2007 tersebut kini memproduksi obat-obat HIV/AIDS lini satu yang terdiri dari enam jenis produk. Produk yang dikeluarkan perseroan ini sepenuhnya diserap oleh pemerintah. ”Saat ini produksi obat senilai Rp 30 miliar. Dan, kami tahun depan akan meningkatkannya level Rp 100 miliar,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya saat ini sedang memperjuangkan untuk mendapat lisensi pembangunan prabrik yang memproduksi lini dua. Untuk pabrik lini dua ini akan memproduksi sebanyak 5 jenis obat. Diharapkan dengan mendapat lisensi tersebut, maka kapasitas produksi perseroan akan meningkat. Sehingga suplay obat yang dibutuhkan ikut meningkat. ”Saat ini daya serap dari pemerintah baru 30 persen dari total produk yang ada,” jelas Syamsul.
Di lain pihak perseroan sedang membuat road map dalam pengembangan perseroan ke depan. Roadmap perseroan tersebut akan tuntas pada Februari 2011 mendatang. Saat ini roadmap dengan tujuan utama pengembangan perseroan tersebut masih dalam garapan. Di mana bagian dari road map itu merelokasi sejumlah pabrik perseroan di daerah yang sudah tidak representatif. ”Salah satunya memindahkan pabrik,” ucap Syamsul.
Untuk keperluan itu sambung Syamsul, perseroan telah menyiapkan capital Expenditure (Capex) senilai Rp 100 miliar. Dana tersebut sebenarnya belum angka final mengingat kalkulasi kebutuhannya dipastikan akan melebihi angka tersebut. Tetapi yang jelas dana tersebut dalam waktu dekat akan dipakai untuk merelokasi lima pabrik yang tersebar di Bandung, Jawa Barat; Semarang, Jawa Tengah; Jombang, Jawa Timur; Medan, Sumatera Utara (Sumut) dan Jakarta. ”Pada 2011 pabrik yang ada di Bandung akan direlokasi lebih awal. Ini bagian dari scenario perseroan menghadapi era baru bioteknologi,” pungkasnya. (*)

No comments:

Post a Comment