PT Elnusa Tbk (ELSA) akan menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) pada kuartal kedua 2011. Nilai emisinya mencapai USD 50 juta dan dana yang diperoleh akan digunakan untuk kebutuhan sebagian biaya investasi perseroan pada 2011 dilevel USD 100 juta.
"Awalnya kita akan terbitkan tahun ini. Tapi karena banyak proyek-proyek kami yang mundur, maka diputuskan penerbitan debt itu pada 2011," ujar Suharyanto, Dirut Elnusa dalam paparan publik di Gedung Bursa Efek, Jakarta, Rabu (8/12).
Tahun depan, perseroan berencana melengkapi peralatan seismik, peralatan pengeboran, dan peralatan snubbing & barge. Alat-alat tersebut digunakan di tiga divisi usaha perseroan yaitu geosains, pengeboran, dan jasa oilfield. Biaya investasinya mencapai USD 100 juta. "Dananya kombinasi dari debt (MTN), pinjaman bank, dan kas internal," ujarnya.
Namun, ia tidak menjelaskan berapa masing-masing porsi dari sumber pendanaan tersebut. Hingga September 2010, perseroan memiliki kas internal total sebesar Rp 700 miliar. Perseroan juga tengah menjajaki pinjaman dari beberapa perbankan untuk menambah plafon kredit yang dimilikinya. Ia menambahkan, bila kebutuhan dana investasi tahun depan tidak dapat seluruhnya dipenuhi dari pinjaman perbankan dan kas internal, Suharyanto menambahkan, pihaknya berkemungkinan untuk kembali menerbitkan surat utang pada kuartal III-IV tahun depan.
Di samping itu perseroan juga berharap mendapat prioritas pada proyek-proyek Pertamina. Sebab, selama ini perseroan selaku anak kandung PT Pertamina lebih banyak mendapat proyek dari luar. Tercatat Elnusa hanya mengantongi sebesar 38 persen atau USD 85,88 juta, dari total raihan kontrak perseroan tahun 2010 USD 226 juta, dari Pertamina. Padahal, Pertamina mempunyai saham sebesar 40 persen saham. "Kita sudah punya divisi marketing yang siap untuk ikut tender proyek yang diadakan Pertamina," imbuhnya.
Hingga September 2010, total kontrak perseroan sebesar USD 357,58 juta, dan kontrak berjalan hingga akhir tahun mencapai USD 292,65 juta. Sedangkan kontrak berjalan tahun ini yang akan dikerjakan 2011 mencapai USD 131,59 juta. Sementara kontrak baru tahun depan diperkirakan mencapai USD 292,65 juta. Jasa hulu terintegrasi masih menjadi lini bisnis yang paling besar menyumbang kontrak perseroan 2011, dengan nilai USD 182,2 juta. Sisanya disumbang dari jasa hilir terintegrasi dan jasa oilfield terintegrasi, masing-masing USD 54,24 juta dan USD 56,21 juta.
Sementara pengenai proyeksi tahun 2011, perseroan menarget pendapatan Rp 5,5 triliun. kondisi itu mengalami kenaikan 37 persen dibanding estimasi tahun 2010 dikisaran Rp 4,1 triliun. Sedangkan laba usaha diproyeksikan mencapai Rp 334 miliar atau meningkat 280 persen dibanding periode sama 2010 dilevel Rp 88 triliun. "Saya percaya target ini akan tercapai mengingat outlook ekonomi 2011 sangat bagus. Jadi, proyek-proyek kami yang tertunda tahun ini akan bisa dimaksimalkan tahun mendatang," ungkap Suharyanto.(*)
No comments:
Post a Comment