PT Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA) resmi hengkang dari lantai bursa efek indonesia (BEI). Go private itu terjadi menyusul rampungnya transaksi tender offer sisa saham publik sebanyak 716.387 saham (5,44 persen) oleh PT Tirta Investama. Dengan aksi tersebut, Tirta Investama menguasai 13.135.477 saham (99,79 persen) dari total saham AQUA sebanyak 13.162.473 saham.
Dalam menuntaskan go private itu, perseroan mengeluarkan dana sebesar Rp 358,193 miliar pada harga tender offer Rp 500 ribu per lembar saham. Maka, pasca tender offer itu tuntas, masih terdapat sisa saham sebesar 26.996 saham dari total saham publik sebanyak 743.383 saham. Sementara pembayaran atas transaksi itu akan dilakukan pada 30 Desember mendatang. "Kami masih menunggu surat keterangan waris dari sejumlah pemegang saham untuk dapat angka finalnya," ujar Yanie Setionegoro, Corporate Secretary AQUA, di Jakarta, Kamis (23/12).
Penawaran tender ini adalah realisasi atas rencana penghapusan pencatatan saham (delisting) dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mengubah status perusahaan menjadi perusahaan tertutup (go private) yang telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 22 September 2010.
Sebelum dilakukan tender offer, Tirta Investama menguasai 12.419.090 (94,35 persen) di AQUA dan publik sebanyak 743.383 saham (5,65 persen). Setelah masa tender offer berakhir, Tirta Investama menguasai 13.162.473 saham (99,79 persen). Dengan demikian, masih ada sisa saham publik sebanyak 26.996 saham (0,2 persen) yang belum dilepas kembali kepada Tirta Investama.
Rencana AQUA untuk menjadi perusahaan tertutup tertunda sejak tahun 2001. Tetapi, rencana itu selalub selalu gagal menyusul tidak adanya restu pemegang saham ritel atau publik AQUA. Pada 2005, perseroan kembali menawarkan rencana go private, namun kembali tidak diperoleh kesepakatan. Akhirnya, melalui keputusan RUPSLB 22 September 2010, rencana itu dapat terealisasi. Perseron menunjuk PT Bahana Securities sebagai fasilitator penawaran tender yang dimulai sejak 1 November 2010 dan berakhir pada 22 Desember 2010. ”Terealisasinya tender offer itu tetap menempatkan AQUA sebagai perusahaan kuat. Dalam praktik dilapangan tetap menjadi pilihan konsumen,” ungkap Nico J Omer, Analis Valbury Securities, ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (23/12).
Nico menyebutkan, pasca delistingnya AQUA itu maka PT Akasha Wira International Tbk (ADES) tercatat sebagai pemain tunggal di lantai bursa. Tetapi sebut Nico, saham ADES tidak akan banyak bergerak menyusul likuidasnya yang terlalu kecil. Maklum, saham yang dilepas ke publik tidak mencapai 20 persen. Efeknya, selain tidak likuid, investor juga kurang berminat dengan saham ADES. ”Saya sarankan investor berhati-hati dengan saham ADES meski saingannya lepas dari bursa. Saham ini tidak menjamin likuid setelah AQUA keluar dari bursa,” ungkap Nico.
Betul saja omongan Nico, dalam perdagangan kemarin saham ADES ditutup mengkerut 10 poin (0,60 persen) ke level Rp 1660. Saham perseroan dengan capital market sebesar Rp 979,2 miliar itu ditransaksikan sebanyak 82 lot senilai Rp 68 juta. (*)
No comments:
Post a Comment