PT Mitra Bahtera Segara Sejati (MBSS) menawarkan harga saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp 1.500-1.900 per saham. Total dana yang akan diperoleh dari IPO itu antara Rp 322,5 miliar hingga Rp 408,5 miliar. Dalam hajatan itu, MBSS akan melepas 215 juta saham ke publik atau setara dengan 12,3 persen dari total saham perseroan.
Dana perolehan IPO akan digunakan untuk membeli 20-30 kapal tunda, tokang dan floating crane. Perseroan akan membeli kapal tunda dengan kekuatan 1.200-2.800 HP, kapal tongkang dengan kapasitas 270-365 feet dan floating crane dengan kapasitas 20 ribu-45 ribu ton per hari. ”Saya rasa harga tersebut terlalu kemahalan melihat fluktuasi pasar saat ini,” ungkap Reza Priyambada, Managing Research PT Indosurya Asset Managemet, ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (1/3).
Reza menyebutkan harga penawaran saham perdana yang ditawarkan sekitar Rp 1.500-Rp1.900 juga tergolong berani untuk industri pelayaran. Selain itu, pelaku pasar juga kadang kurang yakin dengan industri pelayaaran. ”Jelas melihat kondisi saat ini, investor ritel tidak akan mampu menyerap harga IPO tersebut,” ucapnya.
”Sasaran kami bukan investor ritel tetapi institusi. Jadi, dalam perspektif kami pasar tetap akan ramah pada harga IPO yang kami tetapkan,” tangkis Iman Rachman, Direktur Investmen Banking, Mandiri Sekuritas selaku penjamin emisi MBSS. ”Kami juga melihat bahwa saat ini situasinya sudah berbeda dengan saat Garuda IPO. Memang betul, tiga emiten yang sudah lebih dahulu listing sahamnya kurang bagus. Tetapi, kami tetap optimistis kalau saham ini akan mendapat respon positif market,” yakin Iman.
Sementara masa bookbuilding pada 1-15 Maret 2011. Masa Penawaran Umum pada 25,28 dan 29 maret 2011. Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 4 April 2011. PT Indika Energy Tbk (INDY) memiliki opsi untuk masuk sebagai pemilik 51 persen saham Mitra Bahtera melalui perjanjian pada November 2010. Untuk IPO itu, perseroan telah menunjuk PT OSK Nusadana Sekurities Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas (CC) sebagai penjamin emisi. ”Ini sudah menjadi komitmen kami dalam meningkatkan kinerja pasca hajatan IPO,” ungkap Patricia Pratiwi Suwati Prasatya, Direktur Utama MBSS, di Jakarta, Selasa (1/3).
Di sisi lain, perseroan bakal menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar Rp 1 triliun pada 2011. Patricia menuturkan, belanja modal itu akan digunakan untuk pengembangan usaha seperti menambah kapal sekitar 20-30 kapal. Dana belanja modal sekitar 30 persen akan didapatkan dari hasil penawaran umum saham perdana dan sisanya dari pinjaman bank. "Belanja modal sebesar Rp 1 triliun juga akan didapatkan dari pinjaman baik asing dan lokal serta dari hasil penawaran umum saham perdana," tutur Patricia.
Perseroan bergerak di bidang usaha jasa pelayaran khususnya barang curah seperti batubara ini memiliki klien antara lain PT Adaro Energy Tbk, PT Berau Coal Tbk, KPC, PT Tambang Bukit Asam Tbk (PTBA). Holcim, dan PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP). Kontrak tersebut sekitar 1 tahun hingga 8 tahun.
Sementara itu, Vice President Director MBSS Rico Rustombi menuturkan, perseroan menargetkan mengangkut batubara sekitar 51 juta ton pada 2011 dibanding periode sama sebelumnya sebesar 39 juta ton. Rico optimistis, perseroan akan tumbuh dan berkembang pada 2011. Hal ini didukung tren produksi batubara yang terus meningkat. Selain itu, kenaikan harga minyak juga tak berpengaruh karena bahan bakar minyak didukung dari klien. Sebelumnya, perseroan diprediksikan mencatatkan pendapatan unaudited sebesar Rp765 miliar pada 2010. (*)
No comments:
Post a Comment