Wednesday, 9 March 2011

Moment Tepat Aksi Profit Taking

Indeks harga saham gabungan (IHSG) nyaris menyudahi perdagangan di level 3600. Apresiasi indeks itu tidak lepas dari kondisi market global dan kondusifnya pasar domestik. Tak ayal, sejumlah sentimen itu membuat konfidensi investor melonjak dan mereka secara berkala masuk bursa.
Di pimpin investor asing, mereka masuk dan menyerbu pasar serta melakukan koleksi pada sejumlah saham unggulan. Ini tercermin dari aksi beli bersih (netbuy) asing mengalir deras ke jantung pasar domestik. Situasi itu menggoda investor lokal yang polanya masih labil dan sepenuhnya mengikuti gerakan trader asing ikut-ikutan melakukan hal serupa. "Merujuk mazhab Astronacci, situasi itu telah terpetakan sejak sebulan lalu. Dan, memang terbukti indeks menyentuh level 3600," tandas Gema Merdeka Goeyardi, Analis UOB Kay Hian Securities, ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (9/3).
Berdasar metode Astronacci itu, saat ini moment tepat untuk melakukan serangkaian aksi profit taking. Aksi profit taking bisa dilakukan baik untuk keseluruhan, sebagian untuk pelaku pasar yang menganut aliran short term trader. fluktuasi market akan memengaruhi volatilitas sejumlah saham dan berpeluang menghempaskan indeks meski dalam skema kecil. "Koreksi indeks sepertinya tipis saja. Tapi, sebaiknya trader melakukan profit taking saja," saran Gema.
Posisi bulan sebut Gema akan bergerak diantara Taurus dan Gemini, juga Mercury mulai masuk wilayah zodiak Aries. Dalam kondisi demikian, karakter yang akan banyak memengaruhi psikologi investor adalah volatilitas rendah. Indeks akan bergerak 3520 sebagai support dan 3600 resistence. Sejumlah saham laik dikoleksi antara lain PT Bhakti Investama (BHIT), Bakrieland Developmend (ELTY), Sentul City (BKSL), BW Plantations (BWPT), Gajah Tunggal (GJTL), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Gudang Garam (GGRM), Astra International (ASII), Telkom (TLKM), Kalbe Farma (KLBF), Alam Sutera (ASRI), dan Perusahaan Gas Negara (PGAS). "Indeks akan bergerak mixed pada kisaran 3580-3617 support resistence. Tetapi, investor harus mewaspadai aksi profit taking yang kemungkinan besar menerpa indeks," tambah Jeff Tan, analis Sinarmas Sekuritas, ketika dihubungi terpisah.
Meski begitu sambung Jeff Tan, ada sentimen positif yang bakal menolong indeks. Itu menyusul rencana OPEC melakukan pertemuan untuk membahas penambahan kuota produksi minyak yang mulai mengalami koreksi harga. "Sentimen ini setidaknya akan meminimalisir kejatuhan indeks secara tajam," ulasnya.
Menyudahi perdagangan Rabu (9/3), Indeks menguat 18,361 poin (0,51 persen) ke level 3.598,675. Sementara Indeks LQ45 naik 3,598 poin (0,56 persen) ke level 644,042. Arus dana asing kembali masuk ke lantai bursa. Penanam modal asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign nett buy) sebesar Rp 346,885 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 108.293 kali pada volume 3,516 miliar lembar saham senilai Rp 4,569 triliun. Sebanyak 131 saham naik, 93 saham turun, dan 90 saham stagnan.
Kondisi bursa-bursa regional sebagai berikut. Indeks Komposit Shanghai naik tipis 3.,23 poin (0,11 persen) ke level 3.003,17. Indeks Hang Seng menguat 98,41 poin (0,42 persen) ke level 23.810,11. Indeks Nikkei 225 bertambah 64,31 poin (0,61 persen) ke level 10.589,50. Indeks Straits Times turun 7,13 poin (0,23 persen) ke level 3.096,71. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.250 ke Rp 56.450, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 800 ke Rp 40.500, Indomobil (IMAS) naik Rp 400 ke Rp 7.450, dan Astra Otoparts (AUTO) naik Rp 300 ke Rp 14.050.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Multibreeder (MBAI) turun Rp 750 ke Rp 12.750, Sarana Menara (TOWR) turun Rp 600 ke Rp 9.600, Indocement (INTP) turun Rp 400 ke Rp 14.500, dan Hexindo (HEXA) turun Rp 250 ke Rp 7.100. (*)

No comments:

Post a Comment