Kinerja keuangan PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Astra International Tbk (ASII) diperkirakan bakal terkena dampak bencana Tsunami yang menyapu Pantai Timur Jepang pada Jumat (11/3) lalu. Maklum, Komatsu memiliki 11 pabrik di Jepang. Di mana sebanyak 6 pabrik terletak di Pantai Timur dan terkena bencana Tsunami.
Menurut analis CLSA Sarina Lesmina, volume penjualan alat berat merek Komatsu kategori alat besar mencapai 20 persen dari volume penjualan UNTR. Sedangkan nilai pendapatan mencapai 40-50 persen. Sedangkan penjualan alat-alat berat Komatsu kategori kecil dan menengah diperkirakan tidak akan bepengaruh karena diproduksi di Indonesia. Namun kemungkinan UNTR akan kesulitan mendapatkan pasokan komponen dari Jepang.
Hingga saat ini, Komatsu belum dapat memberikan hitung-hitungan dampaknya terhadap kesediaan pasokan alat berat maupun komponen-komponennya. "Hingga saat ini kami masih menunggu kabar terbaru dari pihak Komatsu," tandas Sara K Loebis, corporate secretary UNTR, di Jakarta Senin (14/3).
Sejauh ini pihak perseroan belum melakukan evaluasi target penjualan alat berat untuk tahun 2011. Namun dia memperkirakan akan ada perlambatan penjualan akibat bencana alam itu. "Ya, mungkin akan ada penurunan,” imbuhnya.
Sara menambahkan, UNTR merupakan salah satu agen penjual alat berat dari Komatsu, Nissan Diesel, Scania, Bomag, Valmet, dan Tadano. Pada tahun 2010, UNTR berhasil menjual 5.000 alat berat dan diharapkan bisa tumbuh 10 persen pada 2011.
Sementara proyeksi penurunan kinerja UNTR diperkirakan juga akan berpengaruh kepada induknya ASII. Menurut analis CLSA Dee Senaratne, UNTR menyumbangkan 17 persen pendapatan ke ASII. Namun untuk penjualan mobil ASII diperkirakan tidak akan berpengaruh. Sebab, ASII telah memproduksi 70 persen produknya di Indonesia. Menurut Dee, penjualan mobil ASII dari impor memiliki porsi yang kecil. Pada perdagangan Jumat (11/3), harga saham UNTR langsung terpuruk Rp 700 (2,9 persen) ke Rp 23.400. Pada penutupan perdagangan Snein (14/3), saham perseroan belum beranjak dari badai koreksi. Tercatat saham perseroan melorot 1000 point (4,27 persen) ke level Rp 22.400. Sedangkan harga ASII mengalami koreksi tajam Rp 1.900 (3,37 persen) ke level Rp 54.400 pada 11 Maret 2011. Namun pada penutupan perdagangan Senin (14/3), saham ASII sukses rebound 950 point (1,75 persen) ke posisi Rp 55.350. (*)
No comments:
Post a Comment