Sunday, 27 March 2011

Astra, BCA The Leading Market 2011

PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ditempatkan sebagai The Leading Market 2011. Itu sejalan dengan pencapaian yang ditorehkan dua perusahaan berbeda sektor itu. Posisi itu, membuat pelaku pasar terutama asing menjadikan saham perseroan sebagai jujukan koleksi.
Memang tidak ada keraguan pada dua perusahaan itu. Dimana dari sisi manajemen didisain sangat rapih. Sehingga investor baik sekala besar dan kecil sama-sama tetap tersenyum dengan lebar. Bahkan, saking rapinya manajemen yang diterapkan dua perusahaan itu, dari sisi kapitalisasi pasar tidak tergoyahkan. Astra misalnya membukukan kapital market senilai Rp 234,40 triliun dan pada akhir pedagangan Jumat (25/3) lalu, sahamnya melonjak tajam sebesar 1100 poin (1,94 persen) ke level Rp 57000 per lembar saham. ”Padahal, saat itu pasar sedang remuk,” tandas Billy Budiman, Head of Technical Analyst Batavia Prosperindo Securities, ketikad ihubungi di Jakarta, akhir pekan lalu.
Dari sisi kinerja juga luar biasa. Dimana sepanjang 2010, Astra mencetak laba bersih Rp 14,3 triliun, naik 43 persen disbanding 2009 yang sebesar Rp 10,04 triliun. Kenaikan laba bersih itu ditopang pendapatan bersih mencapai Rp 130 triliun atau naik 32 persen dibanding 2009 sebesar Rp 98,526 triliun. Sementara laba usaha naik 15 persen menjadi 14,7 triliun di 2010.
Sementara nilai kapitalisasi pasar BCA tercatat Rp 170 triliun. Lonjakan itu tertolong oleh positifnya kinerja perseroan sepanjang 2010. Di mana saat itu, BCA membukukan laba bersih Rp 8,52 triliun, naik sebesar 25,12 persen dibanding sebelumnya Rp 6,81 triliun. Pendapatan bunga BCA menurun dari Rp 2,31 triliun menjadi Rp 20,56 triliun jika disbanding tahun sebelumnya Rp 22,87 triliun. Adapun beban bunga turun tipis dari Rp 7,95 triliun menjadi Rp 7,59 triliun, sehingga pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp 12,96 triliun, menurun dari tahun sebelumnya Rp 14,91 triliun.
BCA membukukan kenaikan ekspansi kredit sebesar 24,57 persen menjadi Rp 153,97 triliun dibanding tahun lalu Rp 123,59 triliun. Dari sisi likuiditas, bank publik itu membukukan kenaikan dana pihak ketiga menjadi Rp 277,52 triliun disbanding tahun lalu Rp 244,66 triliun. ”Hanya Astra dan BCA yang akan menjadi pengendali market sepanjang tahun 2011. Tetapi, BCA tak akan mampu menyamai Astra. Market cap-nya masih terpaut Rp 70 triliun,” tandas Billy.
Lantas kemana posisi Telkom? Analis sepakat untuk mencoret telkom dari peta persaiangan. Alasannya, dari sisi kinerja terus merosot. Efeknya, baik harga saham dan nilai kapitalisasi ikut-ikutan anjlok. Hingga detik ini nilai Kapitalisasi market Telkom tercatat Rp 144,14 triliun. Sementara harga sahamnya pada penutupan perdagangan Jumat (25/3) terpaku dilevel Rp 7150 per saham alias stagnan. ”Telkom coret aja dari list,” ujar Billy Singkat. (*)

No comments:

Post a Comment