PT Semen Gresik Tbk (SMGR) membutuhkan dana sekitar USD 3 miliar untuk mencapai kapasitas 30 juta ton hingga 2015. Dana tersebut akan dipakai untuk membangun pabrik di Sumatera dan Wilayah Pulau Jawa. Dengan penambahan pabrik baru itu, nantinya secara bertahap perseroan juga akan meningkatkan kapasitas produksi.
”itu sesuai dengan rencana jangka panjang perseroan dalam meningkatkan kapasitas produksi hingga ke level 30 juta ton,” ungkap Dwi Sutjipto, President Direktur Semen Gresik Tbk (SMGR) di Jakarta, Jumat (11/3).
Dwi menyebutkan penambahan kapasitas produksi secara bertahap itu, dengan menambah kapasitas 1,5 juta ton pada 2011. Dengan skeman itu, pada 2011 target kapasitas produksi sebanyak 20 juta ton akan tercapai. Selanjutnya, pada 2012 perseroan menargetkan kapasitas produksi mencapai 24 juta ton.
”Ini akan tercapai sesuai dengan target yang dilakukan secara perlahan tapi pasti,” ucap Dwi dengan penuh optimistis.
Sementara penambahan dua pabrik di Sumatra Barat dan Jawa ditarget rampung pada 2011 dan 2012. Dengan penambahan dua pabrik itu, target sebanyak 30 juta ton pada 2015 akan sesuai scenario. Sebab, dua pabrik yang mempunyai kapasitas 4,5 juta ton. Sebelumnya perseroan telah membangun pabrik di Tonasa dan Tuban. Pembangunan pabrik tersebut akan mendukung peningkatan kapasitas produksi. "Pabrik Tonasa dan Tuban akan selesai pada akhir 2011. Kontribusi akan terlihat pada 2012," tambah Dwi.
Perseroan juga berencana akuisisi pabrik semen di Malaysia. Perseroan menyiapkan dana sebesar USD 500 juta untuk akuisisi pabrik semen di luar negeri. Dwi mengatakan, proses akuisisi tersebut diharapkan selesai pada semester kedua 2011. Pemerintah pun mengisyaratkan menyetujui langkah aksi korporasi yang dilakukan pabrik semen terbesar tersebut. ”Kami tetap pada rencana awal untuk melancarkan aksi korporasi. Baik itu di dalam dan luar negeri termasuk yang di negeri Jiran, Malaysia,” tandas Dwi.
Sementara itu, Agus Winarto Investor Relations perseroan menambahkan, kebutuhan dana senilai USD 3 miliar tidak akan mengganggu keuangan perseroan. Sebab, perseroan masih memiliki dana sekitar Rp 3,5 triliun fasilitas pinjaman dari bank lokal dalam jangka pendek. Perseroan sedang menjajaki obligasi dan pinjaman bank untuk pembiayaan USD 3 miliar. "Kita masih jajaki obligasi dan pinjaman bank," tutur Agung.
Di sisi lain berdasar hasil RUPSL, perseroan mempertahankan posisi Dwi Sutjipto sebagai Dirut hingga RUPST pada 2015. Di samping itu, juga menyetujui pengunduran diri Wakil Komisaris Darjoto Setyawan terhitung sejak 1 Januari 2011. Dalam susunan direksi dan komisaris terbaru, disetujui berlaku hingga RUPS Tahunan 2016. (*)
No comments:
Post a Comment