Monday, 14 March 2011

Djarum dan Rajawali Bersaing Caplok Garuda

Dua konglomerat nasional, Grup Djarum dan Grup Rajawali, bersaing ketat membeli saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Djarum disebut-sebut sebagai pembeli saham milik Danareksa Sekuritas (OD) dan Rajawali mengincar milik Mandiri Sekuritas (CC).
Berdasar keterangan pelaku pasar, Djarum lebih berpeluang masuk karena akan menggandeng Grup Wings. Transaksi itu akan dilakukan Minggu depan sebelum pemilihan Direktur Keuangan (Dirkeu) Garuda. Pembeli saham GIAA berhak menempatkan wakil pada posisi Dirkeu. Hanya saja, belum bisa disebutkan kisaran harga yang diajukan dua gurita bisnis tersebut.
Di samping itu, merujuk rumor yang berkembang dikalangan pelaku pasar, Grup Rajawali berkepentingan mengincar posisi strategis yang ditawarkan Garuda. Sayangnya, Grup Rajawali dikabarkan hanya menawar saham Garuda dikisaran Rp 350. Karena itu, kans terbesar untuk menggondol saham Garuda adalah Grup Djarum. "Ini akan menjadi titik balik dalam sejarah Garuda ke depan. Pasalnya, dengan masuknya personel baru dari luar lingkungan luar akan memberi pengaruh signifikan," tutur Reza Priyambada, Managing Research PT Indosurya Asset Management, ketika dihubungi di Jakarta, Senin (14/3).
Reza menyebutkan siapapun yang akan mencapai kesepakatan dengan pihak Garuda, akan memberi warna baru pada perusahaan. Sebab, selama ini perjalanan Garuda di lantai bursa tidak berjalan dengan mulus. Nah, masuknya tenaga baru itu akan memberi pengaruh dan dipercaya akan mengembalikan kepercayaan investor terutama ritel. "Baik Djarum dan Garuda track record-nya tidak bisa diragukan. Kedua gurita bisnis tersebut sangat kuat," tukas Reza.
Seandainya Grup Djarum yang tampil sebagai pembeli utama, maka kemungkinan penyegaran di tubuh manajemen Garuda akan lebih terlihat. Grup Djarum misalnya sebagai pemegang saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) tidak diragukan. Dari sisi manajemen rapi dan secara keuangan juga sangat kuat. Selain itu, Djarum juga sangat disegani oleh investor. "Jelas ini akan menjadi awal baru bagi Garuda. Investor akan bergairah untuk kembali masuk dan mengoleksi saham Garuda yang terus berkubang di jurang koreksi," ucap Reza.
Kabar yang berhembus itu langsung mendapat respon luas para pelaku pasar. Sejak Jumat (11/3) lalu, investor secara bergelombang memburu saham GIAA. Tak ayal, saham GIAA yang akrab dengan zona merah langsung terangkat. Pada saat itu, saham GIAA melonjak Rp 30 (6 persen) menjadi Rp 530. Selanjutnya, pada penutupan perdagangan Senin (14/4) koleksi terhadap saham GIAA terus berlanjut. Setidaknya, saham perseroan kembali menanjak 20 poin (3,77 persen) ke posisi Rp 550. Pada volume 301,902 lot senilai Rp 83,854 miliar.
Tiga broker yang tercatat paling aktif mengoleksi saham perseroan antara lain PT Valbury Securities (CP) sebanyak 141,482 lot, Indopremer (PD) sebanyak 14,187 lot, Reliance Securities (LS) sekitar 10,053 lot. Sedangkan broker yang melepas saham perseroan adalah Mandiri Sekuritas (CC) sebanyak 74,926 lot, E-Trading Securities (YP) sekitar 28,973 lot dan Danareksa Sekuritas (OD) tercatat melepas sebanyak 21,122 lot. (*)

No comments:

Post a Comment