Tuesday, 22 March 2011

Jangan Terjebak Euforia

Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan berbalik arah pada perdagangan hari ini. Itu sejalan dengan membaiknya bursa Eropa. Meski begitu, investor disarankan untuk tetap memperhatikan situasi Jepang dan Libya yang terus memanas. ”Kemungkinan indeks hari ini akan mengalami pembalikan arah. Tetapi, investor tidak boleh jumawa dan sembarangan masuk pasar,” ucap Billy Budiman, Head of Tecnical Analyst Batavia Prosperindo Securities, ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (22/3).
Billy menyebutkan, sejumlah sentimen positif akan memayungi indeks. Salah satunya adalah situasi Jepang yang perlahan mulai membaik serta tren bullish di bursa saham regional. Investor pun bisa mengoleksi beberapa saham unggulan, baik untuk jangka panjang ataupun pendek. ”Saham sektor consumer bisa menjadi pilihan menarik. Pasalnya, laporan keuangan mereka menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Di sisi lain, pelaku usaha juga optimistis pendapatan perkapita masyarakat akan meningkat,” tambahnya.
Dia memperkirakan, indeks akan bergerak dikisaran support 3.480-3.490. Sementara, titik resistance berada pada level 3.530-3.550. Beberapa saham unggulan yang bisa dikoleksi antara lain PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Sementara Nico J Omer, Analis PT Valbury Asia Futures memperkirakan pasar masih akan berkonsolidasi. Investor masih menunggu informasi positif yang bisa meningkatkan keinginan untuk membeli. ”Ada baiknya tidak terlalu berharap mendapatkan keuntungan yang besar,” tutur Nico.
Nico memerediksi indeks akan mengembara di level 3.470-3.530. Beberapa saham yang bisa menjadi pilihan untuk dikoleksi antara lain PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) dan PT Astra International Tbk (ASII). Sementara menyudahi perdangan Selasa (22/3), indeks terkoreksi 1,13 poin (0,03 persen) ke 3.517,72. Volume perdagangan mencapai 1,6 miliar saham senilai Rp 3 triliun. Indeks didera foreign net sell Rp 227,09 miliar dengan pembelian asing sebesar Rp 1 triliun dan penjualan asing mencapai Rp 1,2 trilun. Sepanjang perdagangan diwarnai dengan 101 saham turun, 100 saham naik dan 93 saham stagnan. (*)

No comments:

Post a Comment