Friday, 11 March 2011

Gempa Jepang Perburuk Market

Koreksi indeks harga saham gabungan (IHSG) benar-benar tak tertahankan. Sejak perdagangan di buka, indeks langsung diterpa aksi profit taking. Itu terjadi menyusul memburuknya bursa global terutama indeks Dow Jones setelah rilis angka pengangguran membengkak.
Ketika indeks mencoba bergerak stabil, sentiment lebih dahsyat mencuat dari daratan negeri Matahari Terbit, Jepang. Negeri kaisar tersebut disapu Gempa bumi 8,9 skala richter (SR) dan segera direspon pasar secara negatif. Indeks Nikkei langsung anjlok dan menjalar secara luas pada bursa-bursa utama regional dan global. ”Double effect saya kira untuk menyebut kondisi pasar kemarin. Investor yang sudah memprediksi indeks tergerus ditambah lagi dengan gempa bumi yang disusul bencana Tsunami,” ungkap Purwoko Sartono, Research Analyst, Panin Sekuritas, ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (11/3).
Pasar regional Asia langsung bergerak melemah merespon berita bencana tersebut. Jepang merupakan salah satu kekuatan ekonomi dunia. Investor global mengkhawatirkan bencana yang terjadi dapat berpengaruh terhadap ekonomi dunia. ”Ini akan membuat pelaku pasar membutuhkan waktu untuk kembali masuk pasar,” imbuhnya.
Efek bencana gempa bumi yang melanda Jepang tersebut membuat investor kalang kabut. Terutama investor asing, mereka langsung kabur dari bursa domestik. Merujuk data perdagangan Jumat, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net forign sell) senilai Rp 255 miliar. ”Sepertinya asing juga bereaksi negative untuk sementara ini,” jelasnya.
Sementara menyudahi perdagangan Jumat (11/3), Indeks anjlok sekitar 45,420 poin (1,27 persen) ke level 3.542,228. Indeks LQ45 juga melemah 10,265 poin (1,60 persen) ke level 631,499. Perdagangan berlangsung alot dengan transaksi pada seluruh pasar mencapai 84.921 kali dengan volume 3.974 juta lembar saham senilai Rp 3,4 triliun. Sebanyak 50 saham naik, 171 saham turun, dan 64 saham stagnan.
Saham-saham yang turun harganya antara lain Bumi Resources (BUMI) turun Rp 50 menjadi Rp 3.000, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 200 menjadi Rp 6.150, Astra International (ASII) turun Rp 1.900 menjadi Rp 54.400, Telkom (TLKM) turun Rp 100 menjadi Rp 7.300, London Sumatera Indonesia (LSIP) turun Rp 100 menjadi Rp 2.274, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.000 menjadi Rp 42.850. Sedangkan saham-saham yang naik harganya antara lain Kalbe Farma (KLBF) naik Rp 50 menjadi Rp 3.100, Energi Mega Persada (ENRG) naik Rp 6 menjadi Rp 125, Garuda Indonesia (GIAA) naik Rp 30 menjadi Rp 530, Gajah Tunggal (GJTL) naik Rp 50 menjadi Rp 2.200.
Bursa-bursa regional melorot pada akhir pekan. Indeks Komposit Shanghai merolot 21,54 poin (0,73 persen) ke level 2.935,61. Indeks Hang Seng merosot 365,11 poin (1,55 persen) ke level 23.249,78. Indeks Nikkei-225 anjlok 179,95 poin (1,72 persen) ke level 10.254,43. Indeks Straits Times melemah 33,08 poin (1,08 persen) ke level 3.042.36. Bursa Eropa juga langsung melemah di awal perdagangan Jumat ini. Indeks FTSE 100 dibuka turun 0,63 persen, DAX 30 turun 0,86 persen dan CAC 40 turun 0,94 persen. (*)

No comments:

Post a Comment