
PT Global Mediacom Tbk (BMTR) menargetkan pelepasan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) anak usahanya PT MNC Skyvision pada semester kedua 2011. Perseroan rencananya akan melepas 20 persen hingga 30 persen sahamnya kepada publik.
Langkah penawaran umum saham perdana itu dilakukan untuk ekspansi sayap bisnis di industri televisi berbayar. Sebab, industri media visual mengarah pada kompetisi yang lebih seru dan menegangkan ke depan. Dan, lebih menjanjikan dari sisi bisnis. Karena itu, manajemen memantapkan langkah untuk menjadi yang terdepan. ”Hanya saja, kami masih belum tahu berapa dana yang akan berhasil dihimpun,” tutur Harry Tanoesoedibjo, Presiden Direktur Global Mediacom di Jakarta, Selasa (29\3).
Meski begitu, dia menjelaskan dana itu akan dipergunakan untuk rencana ekspansi PT MNC Skyvision. Antara lain memperkuat sistem transmisi jaringan televisi berbayar yaitu migrasi ke jaringan MPEG4 viddeo on demand. Untuk kepentingan itu, perseroan diperkirakan memerlukan dana sekitar USD 50 juta.
Saat ini, PT MNC Skyvision dengan merk dagang Indovision dan Top TV, sebagai salah satu TV berbayar yang menggunakan satelit telah berhasil menjadi pemimpin pasar. Itu sejalan dengan perolehan pangsa pasar lebih dari 78 persen di Indonesia. Pada penghujung 2010 lalu, jumlah pelanggan Indovision dan Top TV mencapai lebih dari 800 ribu pelanggan dan terus meningkat. Guna memuluskan langkah IPO itu, perseroan juga telah menunjuk sejumlah underwriter. Diantaranya MNC Securities, Morgan Stanley, UBS Securities dan Danareksa Securities.
Research Analyst Ekokapital Securities Cece Ridwanullah mengatakan, rencana pencatatan saham MNC Skyvision di lantai bursa diramalkan bakal berdampak positif bagi induk usaha. Pasalnya, Global Mediacom tidak akan lagi terbebani aktivitas bisnis yang akan digeluti MNC Skyvision. Khususnya yang terkait dengan pembayaran hutang pada sejumlah kreditur. ”Aksi korporasi ini bakal mengangkat harga saham mereka,” tutur Cece.
Di sisi lain, rencana itu juga akan memudahkan rencana usaha perusahaan. Khususnya yang terkait dengan ekspansi usaha. MNC Skyvision tidak perlu lagi meminta persetujuan dari induk perusahaan untuk melakukan ekspansi. Apalagi perusahaan yang bergerak pada sektor televisi kabel yang memiliki prospek cukup baik. Sekadar diketahui pada 2010 lalu, MNC Skyvision mencatat pendapatan sebesar Rp 1,44 triliun, meningkat 36 persen dibanding kinerja 2009 dikisaran Rp 1,06 triliun. EBITDA perusahaan meningkat sebesar 63 persen dari Rp 321 miliar pada 2009 menjadi Rp 522 miliarpada 2010.
EBITDA marjin juga meningkat dari 30 persen menjadi 36 persen. Sedangkan pendapatan MNC Skyvision untuk 2011, dialokasikan sebesar Rp 2,1 triliun. Sementara laba sebelum dikurangi beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) ditargetkan senilai Rp 846 miliar pada 2011. EBITDA marjin juga diproyeksikan meningkat menjadi 40 persen. (*)
No comments:
Post a Comment