Transaksi marjin sepanjang Januari 2011 hanya mencapai Rp 12,37 triliun. Transaksi itu mengalami penurunan sebesar 31,17 persen dibanding periode sama tahun lalu dikisaran Rp 17,97 triliun. Merosotnya transaksi marjin tersebut sejalan dengan memburuknya situasi market yang sejak awal tahun ini terus mengalami tekanan.
Rupanya, investor tidak terlalu agresif memanfaatkan fasilitas marjin. Mereka tertahan dan memilih berhati-hati dalam bertransaksi meski persyaratan fasilitas transaksi marjin relative mudah. Tetapi, karena tingkat risiko dirasa lebih tinggi seiring situasi market yang labil, membuat investor tidak berani berspekulasi.
Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI), rincian total transaksi marjin itu meliputi transaksi marjin beli tercatat Rp 5,79 triliun atau turun sekitar 50,80 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,74 triliun. Sementara transaksi marjin jual mencapai Rp 6,57 triliun atau melorot sekitar 28,79 persen menjadi Rp 9,23 triliun.
”Sebenarnya, investor sempat punya konfidensi tinggi dengan ramalan-ramalan bakal membaiknya market dan indeks akan meningkat. Tetapi, dalam perjalanannya, situasi tersebut sedikit meleset dari kerangka teoritis sebagaimana digembar-gemborkan,” tukas Gema Merdeka Goeyardi, Analis UOB Kay Hian Securities, ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (25/2).
Gema menyebutkan, transaksi marjin menurun menyusul pasar cenderung flat dan terkoreksi pada Januari 2011. Kondisi tersebut membuat pelaku pasar agak takut menggunakan leverage. Mereka lebih berhati-hati dan lebih selektif dalam menggunakan fasilitas margin. "Paling tidak transaksi margin akan kembali marak setelah pasar membaik. Saat ini sepertinya market masih dibayangi fluktuasi yang belum menemui titik keseimbangan,” ulasnya.
Gema menambahkan, transaksi marjin akan kembali marak ketika indeks harga saham gabungan (IHSG) mulai keluar dari tekanan. Itu kalau diikuti oleh kepercayaan diri investor yang juga meningkat. Tanpa diimbangi konfidensi investor, kemungkinan besar mereka tidak akan sembarangan memanfaatkan fasilitas tersebut. Dan, biasanya retail dan institusi akan menggunakan transaksi marjin sepanjang pasar mendukung. ”Kita lihat pola yang dilakukan investor,” ulasnya.
Seperti diketahui, transaksi marjin adalah fasilitas pinjaman yang diberikan perusahaan efek kepada nasabah untuk memperbesar nilai transaksi. Rasio pinjamannya satu banding satu. Transaksi marjin ini pun diberikan kepada investor khusus. (*)
No comments:
Post a Comment