Friday, 4 February 2011

Investor Pemula Perburuk Citra Garuda

Investor kawakan memang tidak tertarik dengan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) PT Garuda Indonesia Airlines (GIA). Ini bertolak belakang dengan tradisi perusahaan pelat merah yang selalu berkinerja baik. Kondisi ini akan memperburuk citra Garuda sebagai perusahaan kelas A.
”Ya, ini tentu akan mencitrakan negatif langkah Garuda menuju lantai bursa. Apalagi, jejak rekam perseroan tidak meyakinkan di mata investor,” jelas Nico J Omer, Vice President Valburry Securities, ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (4/2).
Nico menyebutkan, penyerapan investor pemula pada saham perdana Garuda bukan pertanda baik. Itu justru menstigma perusahaan berlabel Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kurang baik dimata masyarakat luas terutama investor asing. ”Makanya, investor asing tidak masuk karena kondisinya tidak menjanjikan. Pola investor asing dengan gaya investasi jangka panjang, tidak berani berspekulasi dengan saham Garuda,” imbuhnya.
Industri penerbangan sebut Nico, sangat fluktuatif. Itu karena maju mundurnya kinerja perseroan sangat dipengaruhi market global terutama soal harga minyak. Gerakan harga minyak itu sangat cepat dan tidak bisa diikuti oleh ritme industri dirgantara dalam negeri. Selain itu, pihak manajemen tidak bisa melakukan perubahan harga tiket secepat perubahan harga minyak dunia. ”Ini akan menyulitkan perusahaan konsentrasi dalam meningkatkan pendapatan,” ucap Nico.
”Investor pemula menyerbu saham perdana Garuda dengan satu keyakinan kalau pada hari pertama akan mendapat keuntungan. Itu sudah biasa dan menjadi aturan tidak tertulis bagi underwriter untuk melambungkan emiten BUMN,” tambah Billy Budiman Head of Tecnical Analyst Batavia Prosperindo Securities, ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (4/2).
Sejatinya sambung Billy, tidak terlalu negatif buat perseroan kalau saham perdananya lebih banyak diambil investor pemula. Tetapi, apabila kondisi tersebut tetap dibiakkan kepada investor, tentu menjadi pembelajaran tidak baik bagi perkembangan pasar ke depan. ”Biasalah indonesia. Investor kita memang seperti itu. Tetapi, ini menjadi tanggungjawab bersama dalam mendidik investor supaya dalam berinvestasi dengan mekanisme jangka panjang,” jelas Billy.
“Tadinya sih saya masih belum berani bermain saham. Tapi saya lihat kan ke depan industri maskapai punya prospek bagus. Sudah bukan zamannya sekarang orang bepergian naik kereta api atau kapal laut. Dan kalau ngomong maskapai lokal, Garuda kan lumayan bagus,” aku Sandra salah satu investor pemula. Hal senada diungkap Adrian, investor asal Bandung. “Saya belum banyak tahu sih tentang investasi saham. Yang saya tahu hanya bahwa saham-saham BUMN pasti menjanjikan,” ujar Adrian. (*)

No comments:

Post a Comment