Pelaku pasar boleh sedikit bernapas lega dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) mencuatkan suku bunga 25 basis points (bps). Dengan skema baru suku bunga acuan (BI Rate) bertengger di level 6,75 persen memantik optimisme baru sekaligus bayang-bayang keraguan. Investor dalam jangka pendek memandang positif tetapi dari sisi jangka panjang masih menyimpan tanda tanya besar.
memang betul kala pengumuman BI Rate dimunculkan pasar langsung bereaksi positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mendekam di zona merah langsung rebound. Investor secara reaktif merespon kenaikan tersebut dengan segera melakukan akumulasi portofolio saham.
"Itu kan hanya respon dalam skala terbatas dan jangka pendek. Tidak ada yang bisa diharapkan dari situasi demikian," ungkap Pardomuan Sihombing, Kepala Riset Recapital, ketika dihubungi akhir pekan lalu.
Pardomuan menyebutkan, kenaikan itu tidak seirama dengan kinerja indeks dari sisi jangka panjang. Ke depan indeks justru akan terkena imbas negatif. Sebab, kenaikan suku bunga itu akan mendorong bagi meroketnya cost of capital emiten. Efek dominu dari kebijakan tersebut akan menghadang laju perusahaan dalam mengejar laba. "Biaya produksi dan operasi akan membengkak dan mendera perseroan. Kinerja saham emiten di lantai bursa akan cenderung loyo," ucap Pardomuan.
Memang sambung Pardomuan, tidak secara cepat pengaruh kenaikan itu menjalar. Pengaruh itu akan terjadi secara lambat dan merambat memenuhi seluruh aktifitas emiten. "Jangan dikira pengaruh yang lambat-laun itu tidak mengkhawatirkan. Justru itu yang harus diperhatikan secara cermat investor agar tidak terperosok dalam ketidakpastian investasi," ingatnya.
Pardomuan tidak menyangkal kerusuhan Mesir berimbas pada melambungnya harga komoditas dunia macam harga minyak. Hal tersebut sedikit banyak menjadi sentimen positif bagi market domestik yang portofolio sahamnya beraneka rupa, dan memungkinkan investor disuguhi banyak pilihan investasi. Tetapi, perlu diingat investor tidak akan bertahan lama di lantai bursa. Mereka memilih strategi keluar masuk pasar dengan term jangka pendek. "Istilahnya buka tutup kalau dalam dunia lalulintas," ucapnya menganalogikan.
Karena cenderung jangka pendek itu, indeks pada perdagangan hari ini dalam ramalan Pardomuan akan mencoba memutar dikisaran 3450-3530 support-resistence. Saham-saham sektor unggulan akan mencoba tampil terdepan memimpin laju penguatan indeks. Sektor-sektor itu antara lain pertambangan, perkebunan dan infrastruktur. ”Indeks masih berada dijalur positif untuk beberapa hari ke depan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan pasar yang sudah mulai pulih dan menjanjikan,” tambah Gema Merdeka Goeyardi, Analis UOB Kay Hian Securities. (*)
No comments:
Post a Comment