Monday, 21 February 2011

Investor Pilih Opsi Defensif

Performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kurang menggigit. Itu setelah kemarin indeks dipaksa menyudahi perdagangan di zona merah. Indeks pun gagal mempertahankan posisinya dikisaran 3500. "Saya rasa indeks hari ini masih akan bergerak mixed. belum ada sentimen yang benar-benar bisa menggerakkan investor," ungkap Budi Ruseno, analis pasar modal ketika dihubungi di Jakarta, Senin (21/2).
Budi menyebutkan, investor saat ini lebih selektif dalam menatap saham-saham yang laik koleksi. Mereka mengambil jalan moderat tersebut menyusul sepinya sentimen positif. Pada faktanya, investor memilih bertahan sambil mengamati pasar dari jarak dekat. "Buktinya, pada transaksi kemarin relatif menipis. Investor menahan diri," imbuh Budi.
Langkah selectif buying investor tersebut tidak bisa dilepaskan dari situasi terkini. Mulai merebaknya gejolak Timur Tengah (Timteng), kekhawatiran inflasi yang masih membayangi dan belum munculnya laporan keuangan emiten 2010 secara menyeluruh. "Tapi, untungnya indeks global mulai bergerak di teritorial positif. Ini yang membuat pelaku pasar sedikit terangkat konfidensinya," jelas Budi.
Merujuk fakta itu, Budi meramalkan indeks akan bergerak dikisaran support 3450 dan resistence 3530. Saham-saham perbankan masih akan mendominasi dan menyanggah indeks. Saham-saham itu antara lain Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Indofood Sukses Makmur (INDF), Mayora (MYOR), Semen Gresik (SMGR), Adhi Karya (ADHI) dan, Wijaya Karya (WIKA). "Sementara untuk investor asing masih tetap bertahan meski nilai transaksinya tidak tinggi. Mereka juga standby di dalam negeri," imbuhnya.
Menutup perdagangan, Senin (21/2), Indeks turun tipis 3,854 poin (0,12 persen) ke level 3.497,643. Sementara Indeks LQ45 naik tipis 1,356 poin (0,21 persen) ke level 620,106. Meski investor asing membukukan pembelian bersih (foreign nett buy) sebesar Rp 307,134 miliar di seluruh pasar, namun indeks belum mampu naik ke teritori positif. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 112.016 kali pada volume 2,99 miliar lembar saham senilai Rp 3,918 triliun. Sebanyak 88 saham naik, 121 saham turun, 85 saham stagnan.
Berikut kondisi bursa-bursa regional. Indeks Komposit Shanghai melesat 32,96 poin (1,14 persen) ke level 2.932,76. Indeks Hang Seng turun 109,82 poin (0,47 persen) ke level 23.485,42. Indeks Nikkei 225 naik tipis 14,73 poin (0,14 persen) ke level 10.857,53. Indeks Straits Times melemah 20,85 poin (0,68 persen) ke level 3.066,07.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.800 ke Rp 37.550, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 750 ke Rp 47.950, Multibreeder (MBAI) naik Rp 600 ke Rp 12.200, dan HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 350 ke Rp 25.800. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Astra Internasional (ASII) turun Rp 950 ke Rp 52.050, Sarana Menara (TWR) turun Rp 600 ke Rp 11.000, Indocement (INTP) turun Rp 350 ke Rp 15.300, dan Bank Danamon (BDMN) turun Rp 300 ke Rp 6.350. (*)

No comments:

Post a Comment