Tuesday, 12 April 2011

Volatile, Investor Under Pressure


Gerak Indeks harga saham gabungan (IHSG) menemui batu sandungan. Pelaku pasar pun mulai menyadari kemungkinan terburuk yang bakal menyeruak dari market. Opsi aksi profit taking menjadi jalan terbaik untuk menghindari memburuknya pasar. Apalagi, indeks belakangan telah mengalami apresiasi signifikan. "Saya ramalkan indeks bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah," ucap Purwoko Sartono, Research Analyst Panin Sekuritas, ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (12/4).
Kecenderungan melempemnya indeks itu diperkuat dengan lembeknya harga minyak mentah dunia. Efeknya, saham-saham berbasis komoditas akan tersudut dan terkoreksi. Selanjutnya, pelaku pasar akan melakukan aksi profit taking sebelum indeks anjlok di bawah posisi 3700. "Jeratan aksi profit taking kemarin lumayan deras. Netsell asing juga relatif tinggi," imbuhnya.
dalam perdagangan hari ini, Purwoko menggarisbawahi indeks akan bergerak dikisaran support 3700 dan resistence di level 3734. Sementara saham-saham yang bakal menyanggah indeks dari keterpurukan antara lain PT Mayora Indah (MYOR), Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan, Gudang Garam (GGRM). "Secara teknikal indeks akan cenderung bergerak melemah," imbuh Jeff Tan, Analis Sinarmas Sekuritas.
Gerakan indeks masih akan dibayangi kekhawatiran seiring meningkatnya radiasi nuklir Jepang. Investor khawatir dan memilih skema aksi profit taking sebelum terdesak. "Investor relatif selektif," ulasnya.
Jeff Tan menyebutkan, dalam perdagangan hari ini indeks akan bermain di area support 3670 dan resistence 3740. Saham-saham yang dapat diperhatikan Bank Danamon (BDMN), Bank Jabar Banten (BJBR), Mayora Indah (MYOR) dan, Jasa Marga (JSMR).
Menutup perdagangan, Selasa (12/4), Indeks luruh 26,605 poin (0,72 persen) ke level 3.719,233. Sementara Indeks LQ 45 turun 5,615 poin (0,84 persen) ke level 664,899. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 88.744 kali pada volume 2,734 miliar lembar saham senilai Rp 3,706 triliun. Sebanyak 80 saham naik, 160 saham turun, dan 81 saham stagnan. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih alias foreign net sell sebesar Rp 270,343 miliar di seluruh pasar. Saham-saham tambang dan bank mulai ditinggalkan investor asing. Berikut kondisi bursa-bursa di regional.
Indeks Komposit Shanghai naik tipis 0,58 poin (0,02 persen) ke level 3.023,33. Indeks Hang Seng anjlok 326,70 poin (1,34 persen) ke level 23.976,37. Indeks Nikkei 225 ambruk 164,44 poin (1,69 persen) ke level 9.555,26. Indeks Straits Times melemah 22,31 poin (0,71 persen) ke level 3.138,13. Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Multi Bintang (MLBI) naik Rp 1.000 ke Rp 269.000, Supreme Cable (SCCO) naik Rp 250 ke Rp 2.500, Mayora (MYOR) naik Rp 250 ke Rp 11.650, dan Cahaya Kalbar (CEKA) naik Rp 130 ke Rp 980.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.250 ke Rp 48.100, Lion Metal (LION) turun Rp 900 ke Rp 4.300, Astra Internasional (ASII) turun Rp 650 ke Rp 56.150, dan Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 500 ke Rp 31.450. (*)

No comments:

Post a Comment