
Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) mematangkan rencana peluncuran indeks Syariah terbaru. Kalau tak ada aral melintang, peluncuran itu bakal dilakukan pada medio April mendatang. Saat ini, manajemen bursa sedang memaksimalkan rencana itu pasca menerima fatwa syariah soal mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas di pasar regular. ”Segera setelah menerima sertifikasi Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) beberapa waktu lalu, kami langsung kebut peluncurannya,” ungkap Friderica Widyasari Dewi, Direktur Pengembangan BEI, belum lama ini di Jakarta.
Kiki –sapaan akrab Friderica Widyasari Dewi- menjelaskan sertifikasi itu diberikan menyusul mekanisme perdagangan saham telah memenuhi kaidah-kaidah syariah. Hal tersebut sesuai dengan unsur perdagangan pada umumnya yang menganut falsafah berkelanjutan (continous option). “Kita tinggal penguatan sosialisasi kepada masyarakat luas,” imbuhnya.
Dengan terbitnya fatwa itu, kans pangsa pasar bursa akan lebih gemuk. Peluang untuk menarik hasrat investor domestik masuk market sangat terbuka. Apalagi, dari segi sumber daya manusia (SDM), Indonesia dihuni ratusan juta penduduk yang mayoritas didominasi kalangan muslim. “Ini yang menjadi kekuatan kalau indeks syariah akan menyedot dan menggoda investor,” tuturnya.
Pada lain sisi, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah memperluas cakupan dan kriteria efek yang masuk barisan syariah. Di mana selama ini, hanya terbatas 30 efek yang masuk kategori syariah. Merujuk regulasi Bapepam-LK No. II.K.1 Tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah (DES), dijelaskan, efek yang masuk dalam DES antara lain Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), perusahaan tercatat (emiten) yang menyatakan bahwa kegiatan usahanya dijalankan berdasarkan prinsip syariah yang tertuang di dalam anggaran dasar perusahaan. ”Ya, nanti cakupannya lebih luas lagi,” Ito Warsito, Dirut BEI menambahkan.
“Ini perkembangan positif dalam industri pasar modal domestic. Tetapi, yang perlu dicermati bursa harus lebih aktif melakukan sosialisasi, edukasi, dan peluncuran produk-produk baru yang lebih likuid dan menarik investor,” ulas Edwin Sinaga Direktur Utama Financorpindo Nusa Securities. (*)
No comments:
Post a Comment