
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) terlempar dari zona tiga besar. Memburuknya kinerja perseroan sepanjang 2010, dituding sebagai biang kerok. Efeknya, nilai kapitalisasi pasar perseroan tergerus ke level terendah. Alih-alih berduel dengan PT Astra International Tbk (ASII) sebagai penguasa nilai kapitalisasi pasar terbesar, mengamankan peringkat tiga terbesar tidak becus.
Telkom pun harus out dari peta persaingan setelah di take over PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). BMRI menempati pos yang ditinggal Telkom setelah mengantongi nilai kapitalisasi pasar senilai Rp 157,08 triliun. Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), juga melangkahi Telkom dan kini bersaing dengan Astra. BCA membukukan nilai kapitalisasi pasar terbesar senilai Rp 169,63 triliun. BCA oleh sebagian analis disebut-sebut sebagai satu-satunya petarung yang bakal bersaing dan menguntit posisi Astra. Meski begitu, Astra yang kini kukuh dipuncak kapitalisasi pasar tersohor posisinya tidak akan tergusur. Bahkan, sepanjang 2011, diprediksi posisi Astra akan aman. "Ini memang tahunnya Astra saya kira. Meski bencana gempa dan Tzunami menerpa Jepang tak memengaruhi otomotif Astra Grup," ujar Billy Budiman, Head of Tecnical Analyst, di Jakarta, Senin (4/4).
Merujuk data bursa efek indonesia (BEI) Senin (4/4), emiten-emiten perbankan menghuni 10 besar daftar penghuni kapitalisasi pasar terbesar. Menyodoknya emiten perbankan itu tidak lepas dari performa perseroan sepanjang 2010. Di mana industri perbankan tumbuh pesat dan sukses membukukan laba bersih. "Memang ini sesuai dengan outlook perbankan yang diprediksi sebelumnya. Dan, sektor perbankan sukses menjelma sebagai industri yang paling sukses menuai untung," imbuh Muhammad Reza Priyambada, analis pasar modal di Jakarta, kemarin.
Berdasarkan data BEI, Senin (4/4), saham PT Astra International Tbk (ASII) mencatat nilai kapitalisasi terbesar senilai Rp 230,75 triliun. Posisi kedua ditempati saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 169,63 triliun, diikuti saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 157,08 triliun, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 148,17 triliun, serta saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp 140,42 triliun.
Selanjutnya, urutan saham berkapitalisasi besar lainnya dari lima hingga 10 antara lain PT Unilever Tbk (UNVR) senilai Rp 116,73 triliun, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) senilai Rp 114,83 triliun, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) senilai Rp 94,54 triliun, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) senilai Rp 80,52 triliun, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp 73,38 triliun. Sedangkan untuk PT Bank Danamon (BDMN) menduduki urutan 16 senilai Rp 54,58 triliun berbeda tipis dengan PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) dan PT Bumi resources Tbk (BUMI).
Berikut daftar kapitalisasi pasar terbesar.
1. Astra International Tbk Rp 230,756,253, 2. Bank Central Asia Tbk Rp 169,638,791, 3. Bank Mandiri Tbk Rp 157,080,000, 4. Telekomunikasi Indonesia Tbk Rp 148,175,995, 5. Bank Rakyat Indonesia Tbk Rp 140,429,205, 6. Unilever Indonesia Tbk Rp 116,739,000, 7. HM Sampoerna Tbk Rp 114,834,600, 8. Perusahaan Gas Negara Tbk Rp 94,541,882, 9. Gudang Garam Tbk Rp 80,523,083, 10. Bank Negara Indonesia Tbk Rp 73,387,125, 11. United Tractors Tbk Rp 72,193,237, 12. Adaro Energy Tbk Rp 70,369,116, 13. Bumi Resources Tbk Rp 69,590,890, 14.
Indocement Tunggal Prakasa Tbk Rp 60,188,138, 15. Bayan Resources Tbk Rp 58,333,336, 16. Bank Danamon Indonesia Tbk Rp 54,587,986, 17. Semen Gresik Tbk Rp 53,976,832, 18. Indo Tambangraya Megah Tbk Rp 52,202,535, 19. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Rp 48,386,769 dan, 20. International Nickel IndonesiaTbk Rp 47,446,017. (*)
No comments:
Post a Comment