
Jejak rekam saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) di lantai bursa efek indonesia (BEI) sangat positif. Terbukti kemunculan emiten pelat merah itu terus menjadi buruan investor. Bahkan, sejak kali pertama listing di lantai bursa sudah membikin ‘heboh’ pelaku pasar.
Berkaca dari sukses itu, manajemen sudah merancang strategi baru. Mereka menyiapkan skema dan berancang-ancang untuk melakukan hal serupa. Kali ini perseroan menyiapkan salah satu anak usahanya untuk melakukan initial public offering (IPO). Rencana IPO anak usaha itu, ditarget meluncur pada tahun ini. ”Tunggu saja paling November bisa diwujudkan,” ujar Fazwar Bujang, Direktur Utama KRAS, di Jakarta, Kamis (7/4).
Dalam hajatan itu sambung Fazwar, anak usaha yang akan IPO diambil dari sektor infrastruktur. Di mana nantinya anak usaha KRAS itu akan menawarkan 20 persen saham perdananya ke publik. Dan, KRAS sebagai induk usaha tetap mengambil opsi sebagai pemegang saham mayoritas. Untuk keperluan itu, perseroan telah membentuk tim evaluasi. ”Kan harus diseleksi secara ketat,” tandas Fazwar.
Di sisi lain, bencana gempa dan tsunami yang melanda Jepang membawa berkah pada KRAS. Pasca gempa bumi dan tsunami itu, Jepang membutuhkan pasokan baja untuk keperluan infrastruktur. KRAS sendiri mengklaim siap melakukan ekspor baja ke Jepang, jika dibutuhkan. ”Pada dasarnya kita siap saja,” akunya.
Hanya saja menurut Fazwar, kalau ada permintaan pasokan dari Jepang akan sedikit ada kendala. Terutama menyangkut dengan jarak tempuh antara Jepang dan Indonesia. Jika memang Jepang membutuhkan, pihaknya saat ini masih memiliki kapasitas produksi sekitar 200 ribu hingga 300 ribu ton baja yang belum terpakai dan sewaktu-waktu siap digunakan bila memang pasar membutuhkan. ”Satu-satunya hambatan mungkin jarak,” ulasnya.
Meski begitu, permintaan Jepang tersebut tidak akan datang dalam waktu dekat ini. Sebab, pada dasarnya Jepang baru akan membutuhkan pasokan baja paling cepat dalam kurun waktu enam bulan ke depan. Saat ini paling tidak mereka mempersiapkan konsep mengingat mereka terkenal sebagai konseptor yang detil. "Yang jelas permintaan itu tidak akan dalam waktu dekat,” tutur Fazwar.
Saat ini, lanjut Fazwar, KRAS memiliki kapasitas produksi maksimal sebesar 2,45 juta ton per tahun. Sedang asumsi penjualan baja tahun ini diperkirakan berada dikisaran 2,2 juta ton hingga akhir tahun. "Jadi intinya, kalau hanya sekitar 200 ribu sampai 300 ribu ton saja, kami siap untuk ekspor ke sana (Jepang). Tinggal mereka mau atau tidak," tegas Fazwar. (*)
No comments:
Post a Comment