
Rencana go public PT Jaya Agra Wattie terus dimatangkan. Itu sejalan dengan penunjukan underwriter guna memuluskan langkah melantai di bursa efek indonesia (BEI). Kalau tak ada aral melintang, perseroan dipastikan menuju ke papan pencatatan pada Juni mendatang. "Masih dalam pembahasan rencana itu. Tetapi, paling banter Juni," ungkap Bambang S Ibrahim, Direktur Keuangan PT Jaya Agra Wattie, di Jakarta, Senin (18/4).
Bersama OSK Nusadana Securities dan Mandiri Sekuritas (CC) yang ditunjuk merancang rencana initial public offering (IPO) itu, perseroan sudah memasukkan proposal ke badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (Bapepam-LK). Dan, pernyataan efektif dari Bapepam-LK itu diperkirakan meluncur pada 18 Mei mendatang. "Sepertinya begitu. Mudah-mudahan cepat tuntas," lanjut Bambang.
Sebenarnya sambung Bambang, perseroan telah mengantongi pernyataan pra efektif dari bursa efek Indonesia (BEI). Rampungnya telaah awal itu sebagai bukti kalau membuktikan renacana IPO perseroan mengantongi restu. Dengan begitu, perseroan tinggal memantapkan rencana pelengkap lainnya. "Bursa telah merestui dan Bapepam-LK hanya menunggu waktu," ulasnya.
Seberapa besar saham yang akan dilepas dalam hajatan IPO itu? Manajemen belum mau mengungkap lebih detil. Tetapi, menilik rumor yang beredar dikalangan pelaku pasar, perseroan disebut-sebut bakal melempar saham antara 20-30 persen. Bahkan perseroan dikabarkan mengincar dana IPO senilai Rp 1 triliun. "Belum kami patenkan berapa persen saham yang akan dilepas. Kalau ada yang menyebut 30 persen itu di luar kendali kami," tandasnya.
Meski belum dipastikan, dana hasil IPO akan dipakai untuk memperkuat kinerja perusahaan. Ekspansi perusahaan berupa penambahan lahan. Dimana saat ini perseroan mempunyai lahan terhampar seluas 62 ribu hektar. Kurang lebih 43 persen dari total lahan telah ditanami. Sementara sisanya 57 persen merupakan cadangan lahan yang memiliki prospek untuk dikembangkan. "Kontribusi terbesar Grup perseroan saat ini berasal dari perkebunan karet dan kelapa sawit," tambah Harijadi Soedarjo, Direktur Utama Jaya Agra.
Saat ini perseroan sebut Harijadi, merupakan perusahaan induk yang mengelola kegiatan operasional anak perusahaan yang memiliki perkebunan dan pabrik pengelolaan hasil kebun. "Sekarang kami lebih fokus pada komoditas karet dan kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Karet berkontribusi 58 persen sementara sisanya 38 persen," tukas Harijadi. (*)
No comments:
Post a Comment