Tuesday, 19 April 2011

Indeks Seksi, Investor Asing Mati Gaya


Memburuknya ekonomi AS membuat pasar domestik semakin seksi. Itu menyusul sejumlah investor asing membelokkan modalnya ke dalam negeri. Mereka mengambil opsi eksodus dari negara asalnya untuk menyelematkan portofolio tetap likuid.
Bergelombangnya investor asing masuk pasar domestik cukup beralasan. Itu sejalan dengan keputusan standard & poor's (S&P) menurunkan peringkat AS. Hal tersebut memicu dana masuk ke kawasan emerging market (negara berkembang) semakin deras. "Ini yang membuat market Indonesia semakin menarik dan menjadi tujuan investasi,” ungkap Billy Budiman, Head Of Tecnical Analyst Batavia Prosperindo Securities, ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (19/4).
Billy menyebutkan, kembali menguatnya bursa-bursa kawasan Eropa memberi sentimen positif pada indeks. Meski begitu, bursa kawasan regional bergerak negatif. Hanya saja, secara teknikal indeks dalam negeri masih potensial melanjutkan penguatan jika diliat dari Moving Average Convergence & Divergence (MACD) mingguan. ”Indeks hari ini masih akan melanjutkan penguatannya,” ucap Billy.
Billy memprediksi, pada perdagangan hari ini indeks bergerak dilevel support 3.690-3.700 dan resistance 3.750-3.760. Sejumlah saham yang bisa dikoleksi antara lain Astra International (ASII), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Indofood Sukses Makmur (INDF), Mayora Indah (MYOR), Indocement Tunggal Prakasa (INTP) dan PT Bukit Asam (PTBA). ”Indeks masih akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat,” tambah Jeff Tan, analis Sinarmasn Sekuritas.
Jeff Tan menyebutkan indeks akan bergerak dikisaran support dan resistence 3705-3746. Saham-saham yang bisa dikoleksi antara lain Unilever (UNVR), Indofood Sukses Makmur (INDF), Medco Energy (ENRG) dan, Astra International (ASII). ”Belum ada sentimen negatif untuk meruntuhkan indeks ke level terendah,” imbuhnya.
Menyudahai perdagangan Selasa (19/4), indeks terangkat sebesar 0,15 persen menjadi 3.732,65, dan indeks LQ45 naik 0,77 poin atau 0,11 persen ke posisi 668,63. Transaksi ditutup pada frekuensi 88.310 kali dengan volume 2,839 miliar lembar senila Rp3,075 triliun. Saham yang mengalami penguatan sebanyak 98 saham, 100 saham turun, dan 114 saham belum bergerak harganya (stagnan).
Saham-saham yang mengalami pelemahan antara lain saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) naik Rp 300 ke Rp 7.650, Delta Dunia Makmur (DOID) naik Rp 10 ke Rp 1.330, Unilever Indonesia (UNVR) naik Rp 150 ke Rp 15.150. Tercatat, bursa regional diantaranya Indeks Hang Seng melemah 309,69 poin (1,30 persen) ke level 23.520,62, Indeks Nikkei-225 turun 115,62 poin (1,21 persen) ke level 9.441,03, dan Indeks Straits Times melemah 20,89 poin (0,66 persen) ke level 3.123,49. (*)

No comments:

Post a Comment