Tuesday, 11 January 2011

Peta Pasar Obligasi Bergantung Laju Inflasi

Ramalan penerbitan obligasi dan right issue 2011 diperkirakan mengalami pergeseran. Itu seiring dengan laju inflasi yang melambung tinggi ke level 6,96 persen. Penerbitan surat utang tersebut akan sangat tergantung dengan suku bunga acuan (BI Rate) yang diperkirakan mengikuti laju inflasi. ”Petanya masih bisa berubah tergantung pada situasi dan kondisi pertumbuhan ekonomi,” ungkap Yose Rizal, Direktur Compliance PT Pemeringkat Indonesia (Pefindo), di Jakarta, Selasa (11/1).
Yose menyebutkan, secara sederhana penerbitan obligasi memang diprediksi meningkat pada 2011. Itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang terus membaik dan didukung struktur fundamental yang cukup kuat. Situasi politik dan keamanan dalam negeri juga cukup mendukung. Tetapi, kondisi itu bergeser setelah rilis angka inflasi yang berada di luar ekspektasi pelaku pasar. Dan, perusahaan yang sebelumnya telah pasang kuda-kuda melancarkan surat utang berhitung ulang. ”Ya, kita lihat saja nanti bagaimana inflasi lanjutan dan suku bunga,” tuturnya.
Pergeseran itu sambung Yose, karena perusahaan cenderung menunggu situasi kondusif. Kalau imbal hasil tidak sesuai dengan keinginan, tentu mereka akan menekan rencana tersebut. Sebab, seandainya inflasi dan suku bunga sama-sama meningkat dipastikan akan menekan imbal hasil yang akan diperoleh perusahaan. ”Itu hanya sementara saja. Tidak berlangsung lama. Paling banter dalam durasi kuartal pertama 2011,” imbuhnya.
Meski begitu sebut Yose, semuanya tergantung pada perusahaan dalam mengambil keputusan dalam menerbitkan surat utang. Kalau mereka berani mengambil risiko, kemungkinan besar mereka akan melakukan dengan penuh kehati-hatian. ”Tergantung perusahaan bersangkutan,” ucapnya.
Sementara Salyadi Saputra, Direktur Pefindo menyebutkan, sepanjang 2011 masih sangat potensial pasar obligasi. Tetapi, dia memprediksi dalam jangka pendek yaitu sepanjang kuartal pertama 2011, penerbitan obligasi diperkirakan berada dikisaran Rp 3 trilun. Hanya saja dari mana saja perusahaan yang akan menerbitkan belum bisa diungkap. ”Sebagaimana yang diamanatkan pada sebesar Rp 3 triliun,” imbuhnya.
Sedangkan Edwin Sebayang, Head of Analyst Bhakti Sekuritas menyebutkan tetap optimistis penerbitan surat utang pada tahun ini tetap semarak. Dia berani menebak kisaran angka surat utang yang akan meluncur sebesar Rp 81-85 triliun sepanjang tahun. Sebab, peluang untuk melakukan hal tersebut memenuhi momentum dalam melancarkan serangkaian aksi korporasi. ”Saya tetap berkeyakinan baik obligasi dan right issue tetap kondusif,” imbuhnya. (*)

No comments:

Post a Comment