Wednesday, 5 January 2011

BI Rate Stabil Investor Serbu Perbankan

Saham-saham sektor perbankan benar-benar menjadi dewa penyelamat. Di tengah memburuknya sektor pertambangan dan batubara serta Crude Palm Oil (CPO), saham perbankan memainkan perannya. Alhasil, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada sesi pertama diterpa badai koreksi, berhasil membalik keadaan.
Trengginasnya saham-saham perbankan itu tidak bisa dilepaskan dari data suku bungan acuan yang tetap terpaku pada posisi 6,5 point. Kondisi itu, memberi gambaran dan harapan bagi pelaku pasar untuk menatap pasar lebih optimis. Karena itu, meroketnya angka inflasi dikisaran 6,96 persen tidak memengaruhi investor berburu saham perbankan. ”Potensi penguatan kembali saham perbankan masih terbuka meski tidak sekuat kemarin,” tukas Billy Budiman Head of Technical Analyst PT Batavia Prosperindo Sekuritas, di Jakarta Rabu (5/1).
Dalam perdagangan kemarin, sektor perbankan menjadi kontribusi terbesar atas penguatan indeks. Itu setelah sektor tersebut mengalami lonjakan drastis sebesar 2,02 persen. PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Central Asia (BBCA) dan Bank CIMB Niaga (BNGA) adalah aktor utama atas penguatan indeks tersebut. ”Tapi, meski hari ini saham perbankan kembali menguat tidak akan menghalangi indeks untuk berlabuh di zona merah. Sebab, secara valuasi saham relatife mahal dan indeks sudah mengalami rebound sepanjang 7 hari beruntun. Dan, secara teknikal indeks akan mengalami koreksi hari ini,” ulas Billy.
Di samping itu, global market dan bursa global sudah mulai bergerak lambat. Meski belum ada data-data baru, tetapi mengacu pada gerakan teknikal, bisa diramalkan pelaku pasar untuk sejenak akan melakukan aksi profit taking. Selain itu, Januari Effect yang diprediksi berakhir pada pekan ketiga juga belum bisa bicara banyak. ”Ya, ini kan hanya bersifat teknikal. Nanti juga kembali lagi,” imbuhnya. ”Saham-saham lapis kedua punya peluang untuk unjuk kekuatan. Mereka ini akan dimanfaatkan oleh investor dan dijadikan bidikan di tengah melambungnya saham-saham unggulan,” imbuh Cece Ridlwan Analis PT Ekocapital Securities.
Dalam perdagangan hari ini, indeks akan mencoba bergerak di level 3750 untuk support dan 3800 untuk resistence. Saham-saham yang masih bagus untuk dikoleksi antara lain PT Berlian Laju Tanker (BLTA), PT Excel Axiata (EXCL), Sorini Agro (SOBI), Bank Mandiri (BMRI) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP).
Menutup perdagangan, Rabu (5/1), Indeks menguat 23,648 poin (0,62 persen) ke level 3.783,709. Sementara Indeks LQ45 naik 4,672 poin (0,69 persen) ke level 677,717. Perdagangan berjalan cukup ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 116,184 kali pada volume 4,241 miliar lembar saham senilai Rp 5,497 triliun. Sebanyak 110 saham naik, 98 saham turun dan 98 saham stagnan. Transaksi investor asing pada perdagangan kemarin tercatat melakukan pembelian bersih (foreign nett buy) sebesar Rp 282,987 miliar di seluruh pasar.
Berikut kondisi bursa-bursa regional. Indeks Komposit Shanghai melemah 14,06 poin (0,49 persen) ke level 2.838,59. Indeks Hang Seng naik 89,34 poin (0,38 persen) ke level 23.757,82. Indeks Nikkei 225 turun tipis 17,33 poin (0,17 persen) ke level 10.380,77. Indeks Straits Times menguat tipis 6,02 poin (0,19 persen) ke level 3.256,31.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Schering Plough (SCPI) naik Rp 4.600 ke Rp 42.500, Bank Tabungan Pensiunan (BTPN) naik Rp 700 ke Rp 13.950, Dian Swatastika (DSSA) naik Rp 450 ke Rp 18.500, dan Astra Otoparts (AUTO) naik Rp 300 ke Rp 13.800. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) turun Rp 700 ke Rp 24.200, Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 500 ke Rp 25.950, Astra Internasional (ASII) turun Rp 450 ke Rp 52.050, dan Adira Multi Finance (ADMF) turun Rp 300 ke Rp 11.800. (*)

No comments:

Post a Comment