PT Astra Sedaya Finance membidik pembiayaan tumbuh 2,4 persen sepanjang 2011. Itu berarti target pembiayaan hanya akan bertengger di level Rp 17 triliun dibanding periode sama tahun lalu dikisaran Rp 16,6 triliun. Padahal, pertumbuhan pembiayaan perseroan sepanjang 2010 tercatat sebesar 38,33 persen dibanding 2009 dikisaran Rp 12 triliun.
Langkah itu klaim perseroan tergolong cukup moderat. Pengambilan keputusan tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah. Tercatat ada beberapa kebijakan pemerintah seperti pembatasan subsidi bahan bakar premium dan ketentuan pajak progresif bagi yang memiliki lebih dari satu kendaraan bermotor.
"Kami ambil jalan moderat dengan menetapkan pembiayaan mobil sekitar Rp 17 triliun. Mengenai pajak progresif mungkin tidak akan berpengaruh signifikan, secara industri, sektor otomotif masih bisa tumbuh sekitar 10 persen," kata Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur ASF di Jakarta, Selasa (25/1).
Ia menjelaskan, nilai pembiayaan sebesar Rp 17 triliun itu akan dialokasikan untuk membiayai sebanyak 120 ribu unit mobil baru. Sementara, untuk pembiayaan mobil bekas diperkirakan akan mencapai 10-15 persen dari total nilai pembiayaan tersebut. Sedangkan, untuk pendanaan pembiayaan kredit otomotif yang dikucurkan perseroan, rencananya akan diperoleh dari penerbitan obligasi dan medium term notes sebesar 18 persen, dari pinjaman bank lokal 21 persen, bank asing 21 persen, joint financing 33 persen, dan 7 persen sisanya dari kas internal.
Sementara perseroan menetapkan bunga premium atas surat utang obligasi ASF XII senilai Rp 1,5 triliun pada kisaran bunga 6,14-8,47 persen. Obligasi terbagi dalam 4 seri dengan masa penawaran dilakukan mulai 21-22 Februari 2011. Seri A dengan jangka waktu 370 hari. Seri ini mengacu kepada surat utang negara (SUN) seri FR0017 dengan kisaran premium 75-140 bps. Gambaran benchmark untuk seri A mencapai 6,14 persen. Sedangkan seri B memiliki tempo 24 bulan, dengan acuan bunga yang adalah SUN FR0033 plus 100-160 bps. Kisaran suku bunga seri B mencapai 7,15 persen.
Untuk seri C dengan jangka waktu 36 bulan. Acuan bunga yang dipakai SUN FR0051 plus 125-200 bps, hingga kisarannya 8 persen. Seri terakhir, D berjangka waktu 48 bulan, dengan mengacu pada SUN FR0027 tambah kisaran premium 125-225 bps. Bunga dibayarkan dalam 3 bulanan, dengan pembayaran obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo. (*)
No comments:
Post a Comment