Saham perdana PT Martina Berto Tbk (MBTO) mengalami kelebihan permintaan 11 kali senilai Rp 3,4 triliun. Itu sebagai bukti kehadiaran perseroan di lantai bursa mendapat sambutan positif pelaku pasar. Meski begitu, manajemen tidak berniat menambah porsi saham yang ditawarkan. ”Kita tetap pada skema awal. Seluruh investor diperlakukan sama dan tidak ada pengistimewaan pada investor tertentu,” ungkap Abraham Arief, Direktur Investment Banking, PT Trimegah Sekuritas, selaku penjamin emisi di Jakarta, Senin (3/1).
Abraham menyebutkan, minat investor sudah terlihat sejak masa penawaran awal (bookbuilding) tahun lalu. Nilai emisi yang ditawarkan sebesar Rp 300 miliar tapi malah minat investor mencapai Rp 3,4 triliun. Kelebihan permintaan dari publik sekitar Rp 1 triliun, sedangkan sisanya dari sindikasi.
Dalam hajatan IPO itu, perseroan melepas 355 juta lembar saham baru atau 33,17 persen dengan harga Rp 740 per lembar saham. Dengan ketentuan tersebut, perseroan bakal meraup dana segar hasil IPO sebesar Rp 262,7 miliar. Dana hasil dari IPO 50 persen untuk pembangunan pabrik baru di Cikarang, Keabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kemudian menambah kapasitas produksi, modernisasi mesin, peralatan serta utilitas. Sementara 20 persen untuk pembayaran hutang perbankan, dan sisanya modal kerja perseroan.
Pasca IPO, perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksi khususnya colour cosmetics dan skin care. Meningkatkan pertumbuhan penjualan sekitar 20 persen sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar di industri kecantikan dan personal care. ”Meningkatkan infrastruktur pendukung, yaitu informasi teknologi, riset dan pengembangan, kapasitas dan prasarana gudang serta Martha Tilaar Shop,” terang Bryan David Emil, Direktur Utama PT MBTO.
Saat ini perseroan nangkring di posisi dua pada colour cosmetics dengan market share 13,6 persen dan urutan keempat di skin care product dengan market share 5,7 persen. Dengan IPO itu, posisi perusahaan diyakini bisa memperbaiki posisi satu strip ke pringkat nomor wahid kategori colour cosmetic dan rangking tiga kategori skin care.
Sepanjang 2010 lalu, perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp 574,773 miliar dengan laba kotor Rp 309,003 miliar. Beban usaha tercata Rp 258,118 miliar. Laba usaha mencapai Rp 50,885 miliar dan laba bersih Rp 36,665 miliar. Debt to Equity diperkirakan hanya 0,51. Sedangkan debt to Asset hanya 0,19. Perseroan akan mencatatkan diri di lantai bursa pada 13 Januari 2011 mendatang. (*)
No comments:
Post a Comment