Otoritas bursa efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji penyusunan indeks bebasiss syariah. Sebab, keberadaan saham syariah terus mengalami perkembangan cukup signifikan. Selain itu, keberadaan efek syariah dalam Jakarta Islami Index (JII) belum mencerminskan saham syariah yang terus meluas. ”Sedikitnya, terdapat 198 saham syariah di lantai bursa. Nantinya, saham-saham ini akan dijadikan saham syariah,” tukas Frederica Widyasari Dewi, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Rabu (20/10).
Memang hingga detik ini terdapat 198 saham syariah dari total efek bursa mencapai 409 saham. Kapitalisasi pasar saham syariah per 15 Oktober 2010 sebesar 45 persen dari seluruh saham atau sekitar Rp 1.368 triliun. Di mana saat ini, kapitalisasi pasar bursa efek Indonesia berada di level Rp 3.048 triliun. ”Ini variasi produk dan sekaligus memberi pilihan investasi kepada pelaku pasar,” imbuh Frederica.
Saham syariah itu terdiri dari sektor industri sebesar 27 persen, sektor perdagangan 26 persen, serta properti 18 persen. Syarat saham syariah adalah tidak melakukan usaha jasa keuangan berbasis bunga, asuransi konvensional, dan perjudian. Rasio utang berbasis bunga dibanding total ekuitas tidak lebih dari 82 persen. Pendapatan bunga dibanding total pendapatan usaha tidak lebih dari 10 persen. Selain itu, otoritas juga akan mengklasifikasi seluruh daftar efek syariah (DES) di bursa dalam kelompok indeks saham syariah. “Pasarnya menunjukkan perkembangan luar biasa,” imbuh Ito Warsito, Direktur Utama BEI.
Ito mengaku perkembangan saham berbasis syariah terus meningkat. Sejak diluncurkan pada 2007 lalu, saham berbasis syariah yang tercantum dalam DES, mencapai 48 persen dari seluruh total saham BEI. Angka itu meningkat dari periode sama tahun 2009 pada level 46 persen. Data BEI menyebutkan, besarnya kapitalisasi bursa saham berbasis syariah juga dibarengi dengan komponen transaksi perdagangan lainnya. Selama periode Januari-15 Oktober 2010, volume saham berbasis syariah mencapai 57 persen dari total volume saham di BEI. Sementara frekuensi saham syariah mencapai 51 persen, dan nilai saham berbasis syariah mencapai 48 persen dari total nilai saham di bursa domestik. ”Kita sedang rancang kematang saham syariah tersebut. Tahun depan sudah bisa dinikmati investor,” tukas Ito. (*)
No comments:
Post a Comment