Wednesday, 20 October 2010

Indeks Berpotensi Rebound

Performa indeks harga saham gabungan (IHSG) memang belum beranjak dari jurang degradasi. Hanya saja, koreksi yang mendera indeks tersebut sedikit mulai tereduksi. Karenanya, analis memperkirakan indeks pada perdagangan hari ini akan mencoba berbalik arah (Robound, Red) meski kecenderungannya amat terbatas. ”Melihat situasinya ada kemungkinan indeks bisa berbalik arah,” ungkap Viviet S Putri, analis Anugerah Securindo Indah, ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (20/10).

Viviet menyebutkan, koreksi yang terjadi dan menyergap indeks masih dalam taraf wajar. Apalagi, koreksi yang terjadi belakangan tersebut dibarengi dengan situasi global dan regional yang berkinerja buruk. Artinya, kemerosotan indeks tersebut tidak serta merta lepas dari situasi yang melingkupi, baik dari eksternal dan internal. ”Tapi, potensi penguatan indeks tersebut lebih terbuka karena indeks Dow Jones yang sempat anjlok pada akhirnya ditutup dengan koreksi amat tipis,” imbuhnya.

Dan, saat ini kondisi dalam negeri sedang membaik. Aksi demo berlangsung aman, disusul kondisi ekonomi dalam negeri masuk kategori investment grade dan capital inflow terjaga. Dengan kondisi itu, investor asing sedang menunggu kebijakan pemerintah untuk melanjutkan kebijakan investasi. ”Investor asing masih menunggu,” tukasnya. ”Saya melihatnya, indeks masih akan menguat dalam jangka pendek. Indeks dalam jangka panjang akan bisa menapaki level 4000,” tambah Gema Merdeka Goeyardi, analis UOB Kay Hian Securities, ketika dihubungi terpisah.

Berkaca pada data dan fakta itu, para analis memerediksi indeks hari ini akan bergerak dikisaran support 3558 dan resistance 3613. Sejumlah saham yang layak dikoreksi antara lain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR), Astra International (ASII), Astra Agro Lestari (AALI), Indo Tambangraya Megah (ITMG), PT Bumi Resources (BUMI), Bakrie Sumatera Plantation (UNSP), Energy Mega Persada (ENRG) dan, Bakrieland Development (ELTY).

Sementara pada penutupan perdagangan Rabu (20/10), Indek turun 13,834 poin (0,38 persen) ke level 3.578,954. Sedangkan Indeks LQ45 turun 2,261 poin (0,33 persen) ke level 663,495. Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi di seluruh pasar 135.505 kali pada volume 13,702 miliar lembar saham senilai Rp 6,465 triliun. Sebanyak 82 saham naik, 132 saham turun dan 80 saham stagnan. Transaksi investor asing mencatat penjualan bersih (foreign net sell) tipis sebesar Rp 21,244 miliar lantaran adanya transaksi beli di pasar negosiasi oleh asing sebesar Rp 1,019 triliun. Transaksi asing di pasar reguler mencatat net sell cukup besar mencapai Rp 579,509 miliar.

Bursa-bursa regional Asia didominasi pelemahan. Indeks Shanghai naik tipis 2,10 poin (0,07 persen) ke level 3.003,95. Indeks Hang Seng turun 207,23 poin (0,87 persen) ke level 23.556,50. Indeks Nikkei 225 melemah 157,85 poin (1,65 persen) ke level 9.381,60. Indeks Straits Times turun 13,13 poin (0,41 persen) ke level 3.179,41.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.350 ke Rp 47.950, Astra Agro (AALI) naik Rp 400 ke Rp 24.200, Indomobil (IMAS) naik Rp 400 ke Rp 8.150, Astra International (ASII) naik Rp 200 ke Rp 56.300. Sementara saham-saham yang turun cukup tinggi dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambang (ITMG) turun Rp 1.200 ke Rp 44.300, Bukit Asam (PTBA) turun Rp 500 ke Rp 19.800, Indocement (INTP) turun Rp 200 ke Rp 18.000. (*)

No comments:

Post a Comment