Thursday, 21 October 2010

Beban Bunga Pangkas Laba Indosat

Laba bersih PT Indosat Tbk (ISAT) pada kuartal tiga pada 2010 tercatat Rp 530,9 miliar, atau turun 63,4 persen dari periode sama tahun 2009 sebesar Rp 1,44 triliun. Membengkaknya beban bunga surat utang sebagai aktor utama memburuknya kinerja perseroan. Sebab, beban utang yang mendera jauh meningkat dibanding edisi 2009. ”Utang itu sebagai dampak penambahan investasi,” tutur Harry Sasongko, Direktur Indosat di Jakarta, Kamis (21/10).

Selain itu, terpangkasnya laba bersih Indosat juga akibat pergerakan nilai tukar yang pada periode tersebut rupiah menguat signfikan. Sementara utang perseroan dalam bentuk denominasi dolar. Di mana utang perseroan pada kuartal tiga 2010 meningkat 11,8 persen dari Rp 24,4 triliun menjadi Rp 27,3 triliun pada September 2010. Kendati begitu, pada Januari-September 2010 perseroan sukses menuntaskan pendanaan ulang melalui penerbitan obligasi global berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) sebesar USD 650 juta, dengan bunga 7,375 persen berjangka waktu 10 tahun.

Meski laba tergerus, namun dalam sembilan bulan pertama tahun ini Indosat mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 14,84 triliun, atau naik 8,1 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp 13,73 triliun. Pendapatan itu diperoleh pendapatan seluler sebesar Rp 11,91 trilun, atau naik 16,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,21 triliun. Namun, pendapatan non seluluer turun 16,7 persen dari Rp 3,51 triliun menjadi Rp 2,92 triliun.

Operator telekomunikasi kedua terbesar ini juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan kotor (EBITDA) sebesar 12,6 persen dari Rp 6,32 triliun menjadi Rp 7,12 triliun pada September 2010. Belanja modal tunai turun 54,1 persen dari Rp 9,45 triliun menjadi Rp 4,33 triliun. Selain itu, jumlah pelanggan seluler naik 40,9 persen dari 28,2 juta pelanggan menjadi 39,7 juta pelanggan pada September 2010. “Indosat mencatat pertumbuhan yang kuat dan terus mengembangkan momentum yang diperoleh pada kuartal sebelumnya,” tambah Harry.

Harry mengatakan, pertumbuhan pendapatan ini telah sesuai dengan proyeksi perseroan. Hal ini didukung strategi yang memfokuskan nilai yang berkelanjutan dan berimbang sehingga menuai hasil optimal. “Kuatnya landasan bisnis dan keberhasilan kami saat ini memberikan sinyal kuat bagi seluruh stakeholder Indosat,” jelasnya.

Terpisah Hendri Effendi, Analis PT Citi Pacific menjelaskan penurunan laba bersih Indosat sudah diprediksi sebelumnya. Itu terlihat dari perolehan laba perseroan yang turun pada kuartal-kuartal sebelumnya. Tergerusnya laba perseroan akibat tingginya beban bunga utang yang digalang perseroan. “Ya, kita ketahui beban utang Indosat sangat besar,” ungkap Hendri.

Menurut Hendri, utang itu dihimpun dalam rangka ekspansi usaha guna menggenjot pelanggan dan pendapatan. Sehingga pada 2010, target pertumbuhan laba perseroan masih dibebani bunga. Meski begitu, Hendri menambahkan pada 2011 prospek sektor telekomunikasi masih cerah menyusul masih rendahnya penetrasi pasar pada sektor tersebut. Itu membuat persaingan tiga besar operator telekomunikasi semakin ketat. Mereka akan bersaing dengan meningkatkan jaringan guna menggarap pasar yang belum terjamah. “Persaingan semakin meruncing menyusul ambisi XL menyodok posisi dua setelah Telkomsel,” pungkasnya. (*)

No comments:

Post a Comment