Thursday, 14 October 2010

LPKR Rampungkan Private Placement Rp 2,25 T

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) merampungkan pelepasan 4,1 miliar saham (private placement) kepada 30 investor global senilai Rp 2,25 triliun. Selanjutnya, perseroan akan melakukan penerbitan saham baru (right issue) senilai Rp 2,25 triliun. Hasil dana right issue akan digunakan untuk kebutuhan ekspansi usaha. "Kombinasi pelepasan saham dan right issue untuk keperluan pertumbuhan usaha,” ungkap Ketut Budi WIjaya, Presiden Direktur Lippo Karawaci di Jakarta, Kamis (14/10).
Dia mengatakan, saham senilai Rp 2,25 triliun yang diserap 30 investor global papan atas ditempatkan dan dikelola empat bank investasi berskala internasional. Bank investasi itu antara lain Bank of America Merryll Lynch, CLSA Asia-Pacific Markets, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas. Saham itu berasal dari pemegang saham yang saat ini menguasai Lippo Karawaci. Sayangnya, dia tidak menyebutkan detil pemegang saham private placement. ”Yang jelas Lippo juga termasuk yang melepas,” tambah Ketut.
Aksi korporasi itu sambung Ketut, mandapat sambutan positif pelaku pasar. Investor global dengan dana kelolaan miliaran dollar Amerika Serikat (AS) sangat antusias menyambut pelaksanaan aksi tersebut. Itu bisa dilihat dari meningkatnya permintaan sehingga mengalami kelebihan sebesar 17 persen, dari rencana awal melepas 3,5 miliar saham menjadi 4,1 miliar saham. ”Seluruh dana akan masuk pada perseroan 22 Oktober mendatang. Sementara transaksi pelepasannya dilakukan setelah penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (13/10),” tukasnya.
Selanjutnya, dana yang masuk itu digunakan sebagai jaminan bagi konsorsium bank investasi yang dipimpin PT Ciptadana Securities selaku pembeli siaga (standby buyer) dalam right issue Lippo Karawaci senilai Rp 2,25 triliun. Dan, aksi korporasi itu telah disetujui direksi dan komisaris. Kemudian, manajemen tinggal menunggu rapat umum pemegang saham dan registrasi pada otoritas pasar modal. ”Dengan aksi itu modal perseroan lebih gendut menjadi Rp 7,51 triliun dari saat ini Rp 5,26 triliun,” tambah Mark Wong, Direktur Investor Relation Lippo Karawaci.
Mark menjelaskan, perseroan berencana mengembangkan tiga pilar usahanya di sektor residensial, rumah sakit dan pusat perbelanjaan. Dalam 3-5 tahun ke depan, perusahaan di bawah bendera Lippo Group ini akan membangun 15 pusat perbelanjaan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini perseroan telah mengelola 25 mall. Selain itu, Lippo Karawaci juga akan membangun 25 rumah sakit dan mengembangkan proyek residensial, seperti superblok Kemang Village dan Saint Moritz, di Jakarta.
Mark memperkirakan, total investasi pengembangan usaha itu diperkirakan mencapai USD 900 juta setara Rp 7,2 triliun. Selain right issue, sumber pendanaannya diambil dari kredit perbankan dan kas internal yang diinvestasikan ke sejumlah instrumen (recycling capital). Dari serangkaian proyek itu, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan rata-rata 25 persen setiap tahunnya. “Yang pasti untuk tahap awal, dana right issue mencukupi," tukas Mark.
Guna mengejar target, akhir tahun ini perseroan akan mulai pembangunan satu rumah sakit di Makassar. Karena itu, perseroan akan menyelesaikan 5-10 proyek setiap tahunnya. Itu tergantung lahan dan lokasinya. ”Kita geber agar sesuai target,” imbuh Danang Kemayan Jati, Vice President Head of Corporate Communications Lippo Karawaci.
Sementara Aji Martono, Analis PT Capital Bridge Securities menyebutkan, dilihat dari sisi emiten dua aksi korporasi perseroan tersebut tentunya berdampak positif. Itu karena akan menambah modal perseroan untuk melakukan ekspansi. Hanya saja, dilihat dari sisi investor harus dilihat dulu harga saham right issue. Jika valuasinya melebihi harga pasar, akan merugukan investor publik menyusul porsi kepemilikannya akan terdilusi. “Ada dua sisi, bisa berdampak positif dan negatif,” tukasnya. (*)

No comments:

Post a Comment