PT Agung Podomoro Land Tbk optimistis target pendapatan Rp 2,18 triliun pada penghujung tahun sesuai dengan ekspektasi. Pasalnya, hingga Juni tahun ini, pencapaiannya telah menyentuh di level Rp 1,096 trilun. Di samping itu, juga ditopang capaian laba bersih yang telah berada dikisaran Rp 156,6 miliar. ”Belum ada perubahan target. Kami yakin rancangan itu sesuai dengan harapan manajemen,” ungkap Cesar M dela Cruz, Direktur Agung Podomoro Land, di Jakarta, Kamis (14/10).
Cesar menyebutkan, saat ini perseroan memiliki proyek kawasan terpadu Kuningan City. Dan, hingga paruh pertengahan tahun, perseroan memiliki nilai aset bersih (net asset value) sebesar Rp 8,5 triliun. Sementara total utang perseroan hingga Juni 2010 tercatat Rp 2,1 triliun. Dengan ekuitas dikisaran Rp 1,6 triliun, maka rasio utang terhadap modal (Debt to Equity Ratio/DER) tercatat sebesar 1,33 persen. DER perseroan itu pada akhir tahun akan turun menjadi 1,04 persen. ”Skemanya kita bayar utang dari dana hasil IPO sebesar 30 persen,” tukasnya.
Perseroan juga percaya hajatan initial public offering (IPO) bakal berjalan mulus. Untuk itu, setelah sukses mengelar road show di dalam negeri, perseroan melanjutkan dengan menggelar sesi pricing road show internasional ke beberapa Negara. Negara asing yang menjadi bidikan roadshow antara lain Singapura, Hong Kong, dan Eropa pada 27 Oktober.
Dalam aksi itu, perseroan melepas 6,15 miliar atau 30 persen pada nominal Rp 100 per lembar saham. Dengan banderol harga Rp 350-450, perseroan bakal meraup dana sebesar Rp 2-3 triliun. Dana tersebut akan dipakai untuk ekspansi usaha. Diantaranya, sebesar 30 persen untuk akuisisi dan pengembangan proyek baru. Sekitar 35 persen dialokasikan untuk penyelesaian konstruksi apartemen, hotel dan kantor proyek Central Park, sedangkan 30 persen membayar utang. ”Pastinya, memperkuat posisi perseroan,” ujar Trihatma K Haliman, Direktur Utama Agung Podomoro Land.
Dalam hajatan ini, perseroan menunjuk PT Mandiri Sekuritas (CC) dan PT Indo Premier sebagai penjamin pelaksana emisi. Perseroan berharap memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK pada 2 November, masa penawaran pada 3-5 November dan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) 11 November 2010.
Sementara itu, Iman Rahman Direktur Investment Banking Mandiri Sekuritas menyebutkan harga yang dibanderol perseroan masih wajar. Untuk sektor property, Price Erning Ratio (PER) pada 2010 sekitar 9x. Sementara untuk 2011, PER-nya untuk sektor properti di 2011 sekitar 19 kali. Dengan harga itu (Rp 350-450, Red), PER perseroan berada dikisaran 13-17 kali. ”Ini masih sangat menggiurkan buat investor,” ucap Iman. (*)
Cesar menyebutkan, saat ini perseroan memiliki proyek kawasan terpadu Kuningan City. Dan, hingga paruh pertengahan tahun, perseroan memiliki nilai aset bersih (net asset value) sebesar Rp 8,5 triliun. Sementara total utang perseroan hingga Juni 2010 tercatat Rp 2,1 triliun. Dengan ekuitas dikisaran Rp 1,6 triliun, maka rasio utang terhadap modal (Debt to Equity Ratio/DER) tercatat sebesar 1,33 persen. DER perseroan itu pada akhir tahun akan turun menjadi 1,04 persen. ”Skemanya kita bayar utang dari dana hasil IPO sebesar 30 persen,” tukasnya.
Perseroan juga percaya hajatan initial public offering (IPO) bakal berjalan mulus. Untuk itu, setelah sukses mengelar road show di dalam negeri, perseroan melanjutkan dengan menggelar sesi pricing road show internasional ke beberapa Negara. Negara asing yang menjadi bidikan roadshow antara lain Singapura, Hong Kong, dan Eropa pada 27 Oktober.
Dalam aksi itu, perseroan melepas 6,15 miliar atau 30 persen pada nominal Rp 100 per lembar saham. Dengan banderol harga Rp 350-450, perseroan bakal meraup dana sebesar Rp 2-3 triliun. Dana tersebut akan dipakai untuk ekspansi usaha. Diantaranya, sebesar 30 persen untuk akuisisi dan pengembangan proyek baru. Sekitar 35 persen dialokasikan untuk penyelesaian konstruksi apartemen, hotel dan kantor proyek Central Park, sedangkan 30 persen membayar utang. ”Pastinya, memperkuat posisi perseroan,” ujar Trihatma K Haliman, Direktur Utama Agung Podomoro Land.
Dalam hajatan ini, perseroan menunjuk PT Mandiri Sekuritas (CC) dan PT Indo Premier sebagai penjamin pelaksana emisi. Perseroan berharap memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK pada 2 November, masa penawaran pada 3-5 November dan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) 11 November 2010.
Sementara itu, Iman Rahman Direktur Investment Banking Mandiri Sekuritas menyebutkan harga yang dibanderol perseroan masih wajar. Untuk sektor property, Price Erning Ratio (PER) pada 2010 sekitar 9x. Sementara untuk 2011, PER-nya untuk sektor properti di 2011 sekitar 19 kali. Dengan harga itu (Rp 350-450, Red), PER perseroan berada dikisaran 13-17 kali. ”Ini masih sangat menggiurkan buat investor,” ucap Iman. (*)
No comments:
Post a Comment