PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memperluas kerajaan bisnisnya dengan merambah bidang pengangkutan udara. Karena itu, perseroan mendirikan anak usaha berbendera PT Surya Air. Lewat PT Surya Air inilah usaha dibidang pengangkutan akan dimaksimalkan.
"Perseroan mendirikan anak bernama PT Surya Air yang bergerak dalam bidang usaha pengangkutan udara niaga tidak terjadwal," ungkap Heru Budiman, Sekretaris Perusahaan dalam keterangan tertulis kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Rabu (20/10).
Guna mendirikan perusahaan baru itu, perseroan mengalokasikan modal disetor penuh sebesar Rp 74,99 miliar. Nilai tersebut setara dengan 74,9 ribu lembar saham dengan harga nominal Rp 1000. Dengan demikian, PT Gudang Garam memiliki kepemilikan sebesar 99,99 persen dari total saham PT Surya Air senilai Rp 75 miliar. ”Kita masih tercatat sebagai pengendali utama,” ungkap Heru dengan penuh optimis.
Heru menegaskan bahwa pendirian anak perusahaan tersebut tidak memiliki benturan kepentingan dengan perseroan. Dengan pendirian anak usaha baru tersebut, perseroan berharap kinerja perseroan akan lebih kinclong ke depan. Maklum, dalam analisis perseroan, potensi pengangkutan udara diprediksi memiliki potensi sangat menjanjikan. ”Tentu harapannya, akan menentukan dan meningkatkan kinerja bisnis inti perseroan,” sebutnya. Pendirian anak usaha ini dilakukan dengan dasar akta notaris Siti Nurul Yuliami di Sidoarjo pada 15 Oktober 2010.
Aksi kooporasi perseroan tersebut mendapat sambutan positif dari pelaku pasar. Buktinya, saham perseroan sepanjang perdagangan menjadi buruan investor. Tercatat saham perseroan melonjak 1350 poin (2,90 persen) ke posisi Rp 47.950. Saham berkode GGRM tersebut ditransaksikan pada volume 2.078.000 senilai Rp 97.261 miliar. ”Pilihan perseroan menggarap bidang pengangkutan udara sangat tepat. Pasalnya, hal tersebut lebih praktis dan sesuai dengan sasaran,” ungkap Viviet S Putri, Analis Anugerah Securindo Indah, ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (20/10).
Viviet mengaku meski perseroan belum punya pengalaman dalam ranah bisnis pengangkutan udara, tetapi dari segi pilihan bisnis sudah sesuai dengan ekspektasi investor. Sebab, pilihan tersebut lebih elegan dari pada pengangkutan di jalur darat. Sebagaimana di maklumi, kalau mengambil jalur darat, dipastikan hanya akan memboroskan perseroan. Karena infrastruktur yang ada belum mendukung. ”Belum lagi soal biaya siluman yang tidak semestinya yang harus ditanggung perseroan,” imbuh Viviet. (*)
No comments:
Post a Comment