Menengok Yayasan Muthahar, Lembaga Multi Disiplin yang Serba Gratis
Meretas Asa dalam Mencerdaskan Kehidupan Umat
Jamaknya, lembaga pendidikan menawarkan program unggulan dengan seonggok biaya. Tetapi, yayasan yang satu ini justru tampil tidak biasanya. Segepok program unggulan yang dikemas dengan apik, malah disajikan secara gratis kepada peserta didiknya.
JAKFAR SHODIK
Berangkat dari hal kecil dan bisa dianggap remeh-temeh, Yayasan Muthahar tampil dengan wajah berbeda. Berbeda karena memang settingan awalnya, memposisikan diri sebagai lembaga nirlaba dengan tawaran pencerahan dan memutus mata rantai kebodohan di kalangan generasi muda.
Itu pula yang membuat, lembaga yang dibentuk lewat serangkaian diskusi kecil ini memberikan solusi terkini dalam menghadapi problem yang makin pelik.
Pesan dan target utamanya mencetak generasi yang kreatif dan tampil secara mandiri sebagai agent of chang di tengah-tengah masyarakat. Untuk menjadi agen perubahan itu, tidak perlu diawali dari hal-hal gede, justru sebaliknya dari hal sepele. Dan itulah yang telah dilakukan dan dipraktikan pengurus Yayasan Muthahhar hingga panji-panjinya bisa berkibar di tengah lesunya semangat dan tanggungjawab sosial masyarakat, yang kalau dikatakan sudah terserang virus individualis.
"Yayasan ini mengambil peran sebagai agen perubahan di tengah masyarakat. Sebab, peran itu sangat penting dalam mewarnai sudut pandang dan kesadaran masyarakat yang maju didukung dengan wawasan dan berperspektif luas," papar Akhmad Hadiyin Sekretaris Umum Yayasan Muthahhar kala di jumpai di sekretariatnya Jalan Dahlia Raya no 200-201, Jakasampurna, Bekasi Selatan, Kota Bekasi kemarin.
Awal berdirinya era 2002 lalu, lembaga ini diikuti sedikitnya 40 siswa. Dalam perjalanannya, di tengah melakukan pembenahan pesertanya terus membeludak. Demi kualitas hanya menerima siswa 10-15 per kelas. Hingga kini, tercatat 140 siswa di mana 100 diantaranya siswa SD, dan sisanya SMP dan SMA. Siswa yang sudah terseleksi itu, kemudian digodok dengan berbagai keterampilan. Mereka digembleng mulai hari Senen hingga Kamis. "Untuk komputer Sabtu dan Minggu," tambah Hadiyin yang menyebut Program Pembudayaan Quran (PPQ) kegiatan lainnya yang dilangsungkan secara kontinyu antara lain bimbingan belajar, computer, nasyid dan marawis.
Selain program rutin itu, out bond, sunatan masal, posko banjir, kewirausahaan, tadabur alam, pelatihan pengolahan sampah serta kegiatan kondisional lainnya menjadi menu tambahan yang diikuti peserta didik Yayasan Muthahar. Seluruh kegiatan itu, diikuti oleh siswa tanpa dipungut biaya sepeserpun. Bahkan, pengurus kala mengadakan rapat krusial menyangkut agenda penting, harus merogok kocek sendiri-sendiri. "Kami di sini hanya mengandalkan semangat. Pendanaan juga dibantu oleh infaq dan sadaqah dari umat," sebut bapak dua anak tersebut.
Tidak hanya itu, sebagai ruang belajar, rumah dan garasi mobil disulap sebagai ruang kelas. Di ruang-ruang itulah, proses kreatif dan semacamnya dijalankan. Dengan bantuan 12 guru, di mana 4 guru diantaranya digaji, siswa dididik dengan berbagai disiplin keilmuan. "Ya, semangat yang dibungkus dalam kolektifitas," pungkas Hadiyin. (*)
No comments:
Post a Comment