Thursday, 13 October 2011

Astra Ramaikan Catalist Cup

Gong turnamen catalist cup I resmi ditabuh besok lusa. Sebanyak 15 tim dipastikan meramaikan event dalam rangka memeringati HUT Pasar Modal ke-34 tersebut. Mereka bakal saling jegal guna memperebutkan piala plus uang tunai total senilai Rp 32,5 juta.
Turnamen dengan format setengah kompetisi itu dihelat sehari penuh. Ya, pertandingan tersebut bakal digeber dengan mengambil Venue di Hanggar Futsal, Gatot Soebroto, Jakarta Selatan (Jaksel), Sabtu (15/10) lusa. "Turnamen ini sebagai media mempererat relasi antara wartawan dan dunia korporasi. Maklum, selama ini hubungan hanya terjalin lewat acara-acara seremonial," tutur Rayyi Hidayah, ketua panitia Catalist Cup I, di Jakarta, Kamis (13/10).

Tuesday, 9 August 2011

Investor Pelototi Keputusan The Fed

Perhatian pelaku pasar tersedot pada sidang Federal Open Market Committee (FOMC). Sidang yang berlangsung Rabu (10/8) dini hari itu bakal mengubah peta market global. Kalau kebijakan yang dihasilkan sesuai ekspektasi pasar tentu akan berdampak positif. Tetapi, jika menghasilkan keputusan kontra bakal mendapat perlawanan investor.
Tentu dampak kebijakan negatif tidak diharap pelaku pasar. Sebab, hal itu akan memuluskan kondisi ekonomi menuju gerbang resesi global. Yang jelas, spekulasi santer beredar dikalangan pelaku pasar bahwa The Federal Reserve bakal mengambil kebijakan Quantitative Easing (QE) jilid III. Keputusan QE3 itu diambil guna menggairahkan ekonomi Amerika Serikat (AS). "Pasar tengah menanti hasil keputusan The Fed apakah akan memberlakukan kebijakan QE3 atau tidak. Keputusan itu dapat membawa sentimen tersendiri bagi pasar modal global," ucap Jeff Tan, analis Sinarmas Sekuritas di Jakarta, Selasa (9/8).
Keputusan The Fed melancarkan QE3 sejatinya sangat krusial bagi masa depan ekonomi negeri Paman Sam tersebut. Dengan kebijakan itu, The Fed bakal menyerap obligasi pemerintah AS. Setidaknya sekitar 70 persen obligasi itu akan diambil The Fed. Sebab, diakui atau tidak sejumlah negara tetangga tidak tertarik dengan surat utang yang dimunculkan. Itu menyusul keseksian dollar mulai luruh karena stoknya melimpah.

Tuesday, 3 May 2011

AKR Corporindo Target Produksi 300 Ribu Ton


PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) bakal menambah kapasitas produksi hingga 300 ribu ton batubara. Peningkatan itu tidak sulit terealisasi seiring dengan diperolehnya perijinan sebagai kontraktor tambang batubara. Lewat anak usahanya, PT Bumi Karunia Pertiwi, pemegang konsesi tambang batubara secara resmi mengoperasikan pelabuhan terminal batubara. ”Kami juga telah menunjuk PT Karunia Bumi Khatulistiwa untuk melakukan aktifitas penambangan dan telah memobilisasi peralatan pertambangan yang dibutuhkan,” tutur Haryanto Adikoesoemo Presiden Direktur AKRA di Jakarta, Selasa (3/5).
Perjanjian yang dikantongi perseroan itu berupa ijin pinjam pakai dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia pada 29 April 2011, SIUP Operasi dan Produksi. Karena itu, guna memuluskan rencana tersebut perseroan juga telah menyiapkan jalan tambang (hauling road) dan sarana penunjang lainnya. ”Kami serius untuk mengerahkan seluruh kekuatan dalam meningkatkan produksi,” imbuhnya.

Garansi Transaksi Saham Syariah Likuid


Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal meluncurkan Indeks Saham Syariah Indonesia atau Indonesian Sharia Stock Index (ISSI). Peluncuran ISSI akan dilaksanakan 12 Mei 2011, berbarengan dengan launching fatwa no 80 Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Dengan adanya fatwa itu, maka investor tidak perlu ragu lagi. Seluruh kegiatan dan mekanisme transaksi di pasar modal halal," ungkap Friderica Widyasari Dewi, Direktur Pengembangan BEI, di Jakarta, Selasa (3/5).
Nah terkait hadirnya ISSI itu, sengaja didesain untuk menjawab kebutuhan pasar. Sebab, selama ini investor cenderung ragu-ragu untuk masuk pasar modal menyusul kurangnya sosialisasi dan edukasi. Termasuk belum adanya indikator yang mampu menggambarkan kinerja dari seluruh saham syariah yang tercatat di BEI. "Adanya, ISSI bakal meramaikan transaksi dalam menarik investor baru," imbuh Kiki -sapaan akrab Friderica Widyasari Dewi.

Thursday, 28 April 2011

Bapepam Belum Rancang Sanksi


Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) memilih opsi menunggu kelanjutan kasus pembobolan deposito Elnusa yang ditempatkan di Bank Mega. Itu dilakukan menyusul kasus tersebut tengah diperiksa aparat ke polisian. ”Kita tunggu hasil pemeriksaan kepolisian. Aparat tengah mendalami kasus itu hingga tuntas,” tutur Nurhaida, Ketua Bapepam-LK di Jakarta, Kamis (28/4).
Selain itu, Bapepam juga tidak akan melakukan pemanggilan kepada Bank Mega (MEGA) selaku emiten, terkait penggelapan dana deposito Elnusa ELSA sindikat senilai Rp 111 miliar. Sebagai gantinya, Bapepam hanya menantikan hasil pemeriksaan kepolisian. ”Skema sanksi bisa kita jatuhkan kalau hasil pemeriksaan kepolisian sudha rampung,” ulasnya.

Tuesday, 26 April 2011

Metland Bangun Condotel Rp 88 Miliar


PT Metropolitan Land bakal membangun hunian berbintang tiga di Seminyak, Bali. Hotel Horison yang dibangun di tengah keramaian wisata pantai double six itu diklaim sangat ditunggu-tunggu konsumen. Karena itu, perseroan telah menyiapkan dana segar senilai Rp 88 miliar guna memuluskan rencana besar tersebut. ”Sumber pendanaan kami ambil dari hasil Initial Public Offering (IPO) yang dilakukan dalam waktu dekat,” ungkap Wahyu Sulistio, General Manager Corporate Communication Metland, di Jakarta, Selasa (26/4).
Harga kondotel seminyak dibanderol mulai dari Rp 600 jutaan. Dengan harga itu, pengembang memberikan income guarantee sebesar 24 persen untuk masa 3 tahun pertama sejak masa operasional. Selain Hotel Horison Seminyak, pada 2011 Metropolitan Land memiliki enam proyek baru lainnya seperti pusat perbelanjaan, hotel bintang tiga dan bintang empat serta beberapa properti yang berstatus strata-title. Semua proyek baru itu sudah mulai dikembangkan dan dalam tahap konstruksi. ”Metland juga memiliki komitmen untuk menyelesaikan proyek-proyeknya tepat waktu,” imbuh Wahyu.

Bapepam-LK Pantau Kasus Elnusa-MEGA


Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) terus memantau seputar kasus PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Bank Mega (MEGA). Sebab, hilangnya dana Rp 111 miliar itu tidak sekadar merugikan kedua pihak tetapi mencoreng citra perusahaan terbuka yang dikesankan profesional dan transparan. "Kami terus pantau kasus ini secara intensif khususnya terkait dengan penerapan prinsip keterbukaan informasi," ungkap Nurhaida, Ketua Bapepam-LK, di Jakarta, Selasa (26/4).
Merujuk regulasi Bapepam LK nomor X.K.1 tentang keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik, emiten tidak boleh main-main. Apalagi, kedua emiten yang dibekap kasus itu merupakan perusahaan ternama dan ELSA adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Ya, mereka harus patuh pada regulasi," tukas Nurhaida.
Sementara mengenai Bank Mega yang tidak mau bertanggungjawab, Nurhaida menandaskan Bank Mega harus memberi alasan yang tegas dan kuat. Itu penting agar tidak memperkeruh situasi di tengah-tengah masyarakat. "Hari ini kami desak MEGA mempertegas penjelasan tertulis lebih rinci," imbuhnya.